Selasa, 29 November 2011

indonesia sehat

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Pembangunan kesahatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (DepKes RI, 1999). Untuk mewujudkan harapan tersebut dilakukan berbagai upaya program diantaranya adalah pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat terhadap seluruh kelompok masyarakat sesuai dengan siklus kehidupan manusia yang dimulai saat di kandungan sampai pada tahap usia lanjut.

Berdasarkan analisis masalah kesehatan penyakit menular di kota Depok didapatkan data bahwa penyakit hipertensi mengalami peningkatan kasus setiap tahunnya. Prevalensi penyakit hipertensi berdasarkan hasil penelitian Badan Litbankes Depkes RI dengan sampel satu kelurahan diperoleh angka kejadian hipertensi adalah 25,6% (Dinkes Depok, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilianingsih (2004) didapatkan bahwa dari 98 usia lanjut di Kelurahan Kemiri Muka 54,3% usia lanjut menderita penyakit hipertensi. Langkah awal yang dilakukan pada  agregat usia lanjut di Kelurahan Depok adalah melakukan penapisan terhadap usia lanjut terkait dengan penyakit hipertensi. Berdasarkan angket yang telah disebarkan dari 155 kuesioner, usia lanjut yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 55 orang atau 35,5 %.


Hipertensi merupakan penyakit kegagalan pembuluh darah dalam mengatur kelenturan sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan dalam pembuluh darah, dan hal ini  terjadi pada usia lanjut  karena adanya proses degenerasi. Selain dari adanya proses degenerasi hipertensi pada umumnya disebabkan oleh karena adanya gaya hidup yang kurang sehat seperti stress, merokok, kurang berolah raga, pola makan yang kurang baik (Ikram, http://www.infokes.com, diperoleh tanggal 7 Oktober 2006).

Lanjut usia yang menderita penyakit hipertensi mempunya risiko terhadap terjadinya komplikasi seperti stroke, gagal ginjal serta penyakit jantung koroner. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk menangani penyakit hipertensi  tersebut agar dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah upaya promotif dan preventif yaitu olah raga, manajemen stress, diet makanan, dan pengobatan. Perawat komunitas dapat melakukan salah satu upaya untuk  meningkatkan kesehatan usia lanjut dengan hipertensi dan memandirikan keluarga dan masyarakat dalam memelihara kesehatannya melalui pendidikan kesehatan dan memberikan ketrampilan kepada keluarga mengenai diet makanan yang dapat mengendalikan hipertensi yang disebut DASH atau Dietary Approach to Stop Hipertention. Penanganan masalah hipertensi melalui DASH ini diperlukan kerjasama dengan lanjut usia dan keluarga serta masyarakat agar mampu secara mandiri dalam mencegah dan mengatasi penyakit tersebut.

Pelaksanaan program terhadap upaya pemberdayaan dan memandirikan masyarakat dilaksanakan secara multidisiplin, lintas sektor, dan lintas program. Namun demikian sebelum dilaksanakannya suatu program tertentu diperlukan sumber informasi yang

berasal dari masyarakat, sehingga dapat diketahui kebutuhan dari masyarakat setempat. Pelaksanaan penanganan masalah kesehatan pada usia lanjut dengan hipertensi  di Kelurahan Depok akan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat setempat secara bertahap.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan pertemuan dengan berbagai pihak secara lintas sector dan lintas program, untuk mengidentifikasi masalah maupun menyusun rencana penyelesaian  berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi.

B.         Tujuan
1.          Tujuan Umum
Tercapainya kesepakatan tentang program kerja penyelesaian masalah untuk usia lanjut dengan hipertensi di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas.
2.          Tujuan Khusus
a.       Terlaksananya desiminasi hasil pengkajian terhadap usia lanjut dengan hipertensi di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas.
b.      Tersusunnya program kerja penyelesaian masalah untuk usia lanjut dengan hipertensi di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas.
c.       Terbentuknya kerjasama dengan masyarakat Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas.










BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT USIA LANJUT DENGAN HIPERTENSI


Asuhan keperawatan komunitas pada agregat usia lanjut dengan hipertensi yang dilakukan di Kelurahan Depok  menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan mengunakan framework atau model konseptual keperawatan yang berfokus terhadap analisis kemandirian untuk usia lanjut dengan hipertensi adalah model konseptual self care. Model konseptual tersebut mempunyai pandangan bahwa keperawatan diperlukan untuk mempertahankan kebutuhan perawatan diri bagi individu, keluarga dan masyarakat yang tidak mampu melakukannya.

Perawat membantu klien untuk mempertahankan kebutuhan perawatan diri  dengan memberikan bimbingan, pengarahan, dan ketrampilan secara individual maupun kelompok  sehingga usia lanjut yang menderita  hipertensi mampu mandiri secara bertahap dalam mengelola penyakitnya. Perawat komunitas mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan status kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Anderson, 2000).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kronis memerlukan penanganan yang terus menerus dan berkesinambungan, maka perawat dalam melakukan upaya promosi kesehatan dapat menggunakan model Health Belief Model. Model ini digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan untuk menjelaskan perilaku peran orang sakit terutama pada penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit paru dan paraplegia (Bastable, 1997). Kedua konsep model telah dilakukan secara terintegrasi sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut :

A.        Pengkajian
        Berdasarkan hasil pengisian angket penapisan pada usia lanjut didapatkan hasil sebagai berikut :

Grafik 1. Distribusi Tekanan Darah Usia Lanjut di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006



Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa dari 155 orang usia lanjut yang mengalami hipertensi sebanyak 55 orang, dan sebagian besar mempunyai tekanan darah yang normal yaitu sebanyak 70 orang




Grafik 2. Distribusi Keluhan Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006


Selanjutnya dari 55 usia lanjut yang mengalami hipertensi dapat disajikan data sebagai berikut :
1.      Data Demografi
a.           Umur
Tabel 1. Distribusi Umur Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006

Variabel
Mean
Median
SD
Min-Mak
Umur
67,22
66
8,6
56 - 90

Hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata umur usia lanjut dengan hipertensi adalah 67,22 tahun, median 66 tahun dengan standar deviasi 8,6 tahun


b.          Jenis kelamin
Diagram 1. Distribusi Jenis Kelamin Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Ttahun 2006

        Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin usia lanjut yang menderita hipertensi adalah wanita yaitu 80% sisanya adalah laki-laki sebanyak 20%
c.           Agama
Diagram 2. Distribusi Agama Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006

  Mayoritas agama yang dianut usia lanjut adalah agama Islam yaitu 92,7%




d.          Suku
Grafik 3. Distribusi Suku Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006


        Suku bangsa dari usia lanjut dengan hipertensi adalah suku Betawi yaitu 75% dan Jawa 16%, sisanya adalah suku Sunda dan Batak.

e.           Status perkawinan
Tabel 2. Distribusi Status Perkawinan Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan
Nopember Tahun 2006

Status perkawinan responden
Jumlah
Persentase
Kawin
Janda
Duda
39
14
2
70,9
25,5
  3,6
Jumlah
55
 100


Tujuh puluh satu persen usia lanjut berstatus kawin, janda 25 % dan duda 3,6%.
f.           Pendidikan
Diagram 3. Distribusi Pendidikan  Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006


Diagram di atas menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan usia lanjut dengan hipertensi adalah tidak sekolah sebanyak 36,4%, SD 40%, sedangkan pendidikan SMP dan SLTA berturut-turut sebanyak 10,9% dan 12,7 %.

g.          Pekerjaan
Tabel 2. Distribusi Pekerjaan  Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember Tahun 2006

Pekerjaan responden
Jumlah
Persentase
Tidak bekerja
Pensiunan
Swasta
40
11
4
72,7
20
7,3
Jumlah
55
100

Sebagian besar responden adalah tidak bekerja dan mendapatkan pensiunan yaitu masing-masing sebesar 72,7% dan 20%.

2.      Data Kesehatan Usia lanjut, meliputi :
a.       Penyakit yang pernah diderita usia lanjut :
Tabel 3. Distribusi Penyakit yang diderita   Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan Nopember
 Tahun 2006

Penyakit yang diderita responden
Jumlah
Persentase
Hipertensi

Hipertensi+ penyakit  lain
39

16
70,9

29,1
Jumah
55
100

Tampak pada tabel di atas bahwa usia lanjut yang menderita hipertensi dan penyakit lain adalah 29,1% diantaranya adalah penyakit rematik, DM dan stroke. Sedangkan 70,9% usia lanjut menderita hipertensi tanpa diikuti dengan keluhan yang lain.

b.      Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit :
1)      Obat yang diminum
Tabel 4.  Distribusi obat hipertensi yang di minum Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006

 Adakah obat hipertensi yang di minum
Jumlah
Persentase
Tidak

Ya
20

35
36,4

63,6
Jumah
55
100

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa 63,6% usia lanjut yang mengalami hipertensi menyatakan ada obat hipertensi yang harus di minum, selebihnya menyatakan tidak ada obat hipertensi yang di minum yaitu 36,4%.
2)      Keteraturan berobat
Tabel 5.  Distribusi Keteraturan  Minum Obat pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Keteraturan minum obat
Jumlah
Persentase
Tidak

Ya
35

20
63,6

36,4
Jumah
55
100

Selanjutnya didapatkan data pula bahwa 63,6% usia lanjut juga tidak teratur minum obat, berdasarkan wawancara pada beberapa usia lanjut dengan hipertensi menyatakan bahwa obat di minum bila tekanan darahnya pada saat pemeriksaan tinggi, selanjutnya jika obat habis sudah tidak minum lagi.

3)      Pengobatan alternatif
Tabel 6.  Distribusi Penggunaan Pengobatan Alternatif pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Pengobatan alternatif
Jumlah
Persentase
Tidak

Ya
37

18
67,3

32,7
Jumah
55
100

Enam puluh tujuh persen usia lanjut menyatakan tidak menggunakan pengobatan alternatif, sedangkan 32,7% menggunakan pengobatan alternatif seperti merebus daun salam, membuat jus mentimun.



c.           Kebiasaan sehari-hari yang dilakukan responden meliputi :
1)      Minum kopi :
Tabel 7.  Distribusi Kebiasaan Minum Kopi pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Minum kopi
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
40
11
4
72,7
20
7,3
Jumah
55
100

Dari tabel 7, diketahui bahwa sebagian besar usia lanjut dengan hipertensi 72,7% menyatakan tidak minum kopi, namun ada beberapa (20%) yang kadang-kadang masih minum kopi, dan 7,3% masih minum kopi.

2)      Minum teh
Tabel 8.  Distribusi Kebiasaan Minum Teh pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok Bulan NopemberTahun 2006

Minum teh
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
25
21
9
45,5
38,2
16,4
Jumah
55
100

Dari tabel 7, diketahui bahwa sebagian besar usia lanjut dengan hipertensi 45,5% menyatakan tidak minum teh, 38,2%   kadang-kadang  minum teh, dan 16,4% yang rutin  minum teh.




3)      Minuman kaleng
Tabel 9.  Distribusi Kebiasaan Minum Minuman Kaleng pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Minuman kaleng
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
53
2
0
96,4
3,6
0
Jumah
55
100

Kebiasaan minum minuman kaleng seperti cola, mizone dan sebagainya 96,4% usia lanjut menyatakan tidak pernah minum, sedangkan 3,6% kadang-kadang masih minum.

4)      Makanan tinggi lemak
Tabel 10.  Distribusi Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Lemak pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Makanan tinggi lemak
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
25
22
8
45,5
40
14,5
Jumah
55
100
                       
                      Berdasarkan tabel di atas usia lanjut yang mengalami hipertensi 45,5 % menyatakan sudah tidak makan makanan yang mengandung lemak, sedangkan 40% menyatakan masih makan makanan yang tinggi lemak walaupun kadang-kadang, dan 14,5% menyatakan masih makan makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan, jerohan, lauk yang digoreng setiap hari.


5)      Makanan asin
Tabel 11.  Distribusi Kebiasaan Makan Makanan Asin pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Makanan asin
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
30
21
4
54,5
38,2
7,3
Jumah
55
100

Lebih dari 50% usia lanjut sudah tidak makan makanan yang asin, seperti ikan asin, sosis dan sebagainya, namun 38,2 % kadang-kadang masih mengkonsumsi makanan yang asin dan sebagian kecil suka makanan yang asin atau gurih.

6)      Kebiasaan olah raga
Tabel 11.  Distribusi Kebiasaan Melakukan Olah Raga pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan NopemberTahun 2006
Melakukan olah raga
Jumlah
Persentase
Tidak
Kadang-kadang
Ya
30
12
13
54,5
21,8
23,6
Jumah
55
100
                       
Usia lanjut dengan hipertensi, sesuai tabel di atas, 54,5% tidak melakukan olah raga, sedangkan 21,8% kadang-kadang mengikuti senam di wilayahnya, dan yang melakukan olah raga 23,6%




d.          Penyelesaian  masalah
1)      Keterlibatan usia lanjut  dalam menyelesaikan masalah
Diagram 4. Distribusi Keterlibatan Usia Lanjut  dalam Menyelesaikan Masalah di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006

Sesuai data di atas dapat diketahui bahwa setengah (50,9%) usia lanjut sudah tidak terlibat menyelesaikan masalah di dalam keluarganya, 27,3% masih terlibat dan yang kadang-kadang terlibat 21,8%.

2)      Usia lanjut mengungkapkan masalah kepada keluarga
Diagram 5. Distribusi Pengungkapkan masalah pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006
Berdasarkan diagram 5 dapat dilihat bahwa 36,4% usia lanjut mengungkapkan permasalahannya kepada keluarga, 40 % kadang-kadang mengungkapkan dan yang tidak adalah 23,6%.

3)      Cara mengatasi stress usia lanjut
Tabel 12.  Distribusi Cara Mengatasi Stress pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006
Cara mengatasi stress
Jumlah
Persentase
Diam

Diungkapkan
23

32
41,8

58,2
Jumah
55
100

          Cara mengatasi masalah pada usia lanjut 58,2% diungkapkan secara langsung sedangkan, 41,8% usia lanjut diam atau dibiarkan saja.

e.           Halangan yang dirasakan untuk tindakan pencegahan
Tabel 13.  Distribusi Halangan yang Dirasakan untuk Tindakan Pencegahan pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006

Halangan
Jumlah
Persentase
Tidak
Ya
32
23
58,2
41,8
Jumah
55
100

Dari tabel 13, usia lanjut menyatakan bahwa untuk tindakan pencegahan terhadap penyakit hipertensi dirasakan tidak ada halangan sebesar 58,2% dan yang menyatakan ada halangan adalah 41,8 %. Halangan yang dirasakan sebagian besar adalah untuk olah raga, mengurangi asin, kontrol tekanan darah secara teratur dan pengobatan.

f.           Pengetahuan tentang penyakit hipertensi
Grafik 4. Distribusi Pengetahuan tentang Penyakit Hipertensi pada
 Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
Bulan Nopember Tahun 2006


Dari  grafik 4, dapat dilihat bahwa pengetahuan usia lanjut mengenai penyakit hipertensi sebagian besar masih kurang yaitu 50,9%, cukup 25,5% dan baik 23,6%.

g.          Pernah mendapakan penyuluhan /informasi tentang penyakit hipertensi
                      Tabel 14.  Distribusi Informasi tentang Penyakit Hipertensi pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
 Bulan NopemberTahun 2006

Informasi
Jumlah
Persentase
Tidak
Ya
30
25
54,5
45,5
Jumah
55
100

        Pada tabel 14, diketahui bahwa 54,5 % usia lanjut tidak pernah mendapatkan informasi tentang penyakit hipertensi, dan 45,5% pernah mendapatkan informasi saat melakukan pemeriksaan.
         
h.          Status fungsional
Grafik 5. Distribusi Status Fungsional / Kemandirian pada Usia Lanjut dengan Hipertensi di Kelurahan Depok
 Bulan Nopember Tahun 2006


                      Status fungsional atau tingkat kemandirian usia lanjut dengan hipertensi 78,2% adalah masih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, sedangkan yang kurang mandiri atau memerlukan pengawasan untuk melakukan aktivitas instrumental adalah 12,7%, dan yang tidak mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar dan instrumental adalah 9%.

B.         Analisis Data
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, maka dapat dilakukan analisis data untuk mengetahui mengenai masalah yang ditemukan pada komunitas usia lanjut dengan hipertensi. Hasil analisis dapat dijelaskan sebagai berikut :





No
Data
Masalah
1
·     pengetahuan usia lanjut mengenai penyakit hipertensi sebagian besar masih kurang yaitu 50,9%, cukup 25,5% dan baik 23,6%.
·     40% menyatakan masih makan makanan yang tinggi lemak walaupun kadang-kadang, dan 14,5% menyatakan masih makan makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan, jerohan, lauk yang digoreng setiap hari.
·     63,6% usia lanjut juga tidak teratur minum obat, berdasarkan wawancara pada beberapa usia lanjut dengan hipertensi menyatakan bahwa obat di minum bila tekanan darahnya pada saat pemeriksaan tinggi, selanjutnya jika obat habis sudah tidak minum lagi.
·     38,2 % kadang-kadang masih mengkonsumsi makanan yang asin dan sebagian kecil suka makanan yang asin atau gurih.
·     54,5% tidak melakukan olah raga, sedangkan 21,8% kadang-kadang mengikuti senam di wilayahnya
·     41,8 % usia lanjut merasakan ada halangan untuk melakukan pencegahan  untuk olah raga, mengurangi asin, kontrol tekanan darah secara teratur dan pengobatan.

Risiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler

Ketidakpatuhan dalam melakukan diet makanan





Ketidakpatuhan dalam pengobatan










Ketidakpatuhan dalam melakukan olahraga
2
·     27,3% masih terlibat dan yang kadang-kadang terlibat 21,8%.
·     40 % kadang-kadang mengungkapkan permasalahan dan yang tidak adalah 23,6%.
·     41,8% usia lanjut apabila ada masalah adalah diam atau dibiarkan saja.
Resiko ketidakefektifan koping
3
·     Status fungsional atau tingkat kemandirian usia lanjut dengan hipertensi 78,2% adalah masih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
·     45,5% pernah mendapatkan informasi tentang penyakit hipertensi saat melakukan pemeriksaan fasilitas pelayanan kesehatan baik di posbindu, puskesmas atau di RS.
·     tindakan pencegahan terhadap penyakit hipertensi dirasakan tidak ada halangan sebesar 58,2%.

Potensial peningkatan kesehatan pada usia lanjut dengan hipertensi

C.        Rumusan Diagnosa Keperawatan Komunitas
1)          Resiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan ketidakpatuhan usia lanjut dalam pengelolaan penyakit hipertensi ditandai dengan pengetahuan usia lanjut mengenai penyakit hipertensi sebagian besar masih kurang yaitu 50,9%, dan cukup 25,5%,   40% menyatakan masih makan makanan yang tinggi lemak walaupun kadang-kadang, dan 14,5% menyatakan masih makan makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan, jerohan, lauk yang digoreng setiap hari. 63,6% usia lanjut juga tidak teratur minum obat, berdasarkan wawancara pada beberapa usia lanjut dengan hipertensi menyatakan bahwa obat di minum bila tekanan darahnya pada saat pemeriksaan tinggi, selanjutnya jika obat habis sudah tidak minum lagi. 38,2 % kadang-kadang masih mengkonsumsi makanan yang asin dan sebagian kecil suka makanan yang asin atau gurih. 54,5% tidak melakukan olah raga, sedangkan 21,8% kadang-kadang mengikuti senam di wilayahnya. 41,8 % usia lanjut merasakan ada halangan untuk melakukan pencegahan  untuk olah raga, mengurangi asin, kontrol tekanan darah secara teratur dan pengobatan.
2)          Resiko ketidakefektifan koping pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pengelolaan stress ditandai dengan 40 % kadang-kadang mengungkapkan permasalahan dan yang tidak adalah 23,6%. 41,8% usia lanjut apabila ada masalah adalah diam atau dibiarkan saja.
3)          Potensial peningkatan kesehatan pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan dukungan sosial ditandai dengan status fungsional atau tingkat kemandirian usia lanjut dengan hipertensi 78,2% adalah mandiri, 45,5% pernah mendapatkan informasi tentang penyakit hipertensi saat melakukan pemeriksaan fasilitas pelayanan kesehatan baik di posbindu, puskesmas atau di RS, tindakan pencegahan terhadap penyakit hipertensi dirasakan tidak ada halangan sebesar 58,2%.

D.        Perencanaan
1.   Prioritas masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu bersama agregat usia lanjut dengan hipertensi.
Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat usia lanjut dengan hipertensi  di  wilayah Kelurahan Depok adalah sebagai berikut :


Diagnosa keperawatan pada agregrat usia lanjut dengan hipertensi
Pentingnya penyelesaian masalah
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Perubahan positif untuk penyelesaian di komunitas
0 : tidak ada
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Penyelesaian untuk Peningkatan kualitas hidup
0 : tidak ada
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Total score
Risiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi



3


2


3


8
Risiko ketidakefektifan koping pada usia lanjut dengan hipertensi
      
2

2

2

5
Potensial peningkatan kesehatan pada usia lanjut dengan hipertensi
1
1
1
3

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi dan  yang akan dilakukan implementasi berupa pendidikan kesehatan dan ketrampilan untuk mengatasi permasalahan pada kelompok usia lanjut, kelompok berisiko, dan keluarga, maka risiko terjadinya peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok dapat dicegah.






    1. Rencana Tindakan

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Rencana tindakan
Evaluasi
Umum
Khusus
Strategi
Intervensi
Kriteria
Standar
Evaluator
1
Resiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan ketidakpatuhan usia lanjut dalam pengelolaan penyakit hipertensi
Tidak terjadi peningkatan kasus gangguan cerebrovaskuler di wilayah kelurahan Depok
Usia lanjut dengan hipertensi dapat mengelola penyakitnya dengan mengenal 4 pilar pengelolaan hipertensi yaitu diet, OR, pengelolaan stress, dan pengobatan

Usia lanjut dapat melaksanakan minimal 3 pilar utama pengelolaan hipertensi yaitu diet,  olah raga, dan pengelolaan stress






Peningkatan pengetahuan bagi kader kesehatan tentang pengelolaan hipertensi
Koordinasi : Kader
Kelompok Usia lanjut
Kelompok risiko



Promosi kesehatan






















Pelatihan kader

Kerjasama secara lintas program dan sektor
Menjalin kerjasama dengan kader kesehatan dan  kelompok usia lanjutan di wilayah kelurahan Depok


Melakukan pendidikan secara langsung kepada usia lanjut dengan hipertensi maupun dengan kelompok risiko terjadinya hipertensi







Menyelenggarakan pelatihan kader kesehatan sebagai upaya transfer ilmu untuk mencegah risiko gangguan cerebrovaskuler

Menjalin kerjasama dengan Puskesmas dan dinas kesehatan serta kelurahan
Terlaksananya kerjasama dengan kader dan
Kelompok usia lanjut dengan hipertensi

Kelompok usia lanjut dengan hipertensi dapat mengikuti kegiatan









Terlaksananya pelatihan kader





Terlaksananya kerjasama

Pertemuan dengan kelompok usia lanjut dengan hipertensi



Usia lanjut dapat mengenal dan melaksanakan pengelolaan hipertensi










Pengetahuan kader meningkat mengenai pengelolaan hipertensi








Residen
2
Risiko ketidakefektifan koping pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang  pengelolaan stress
Usia lanjut dengan hipertensi mampu mengelola stress dengan benar
Usia lanjut dengan hipertensi dapat mengenal cara mengendalikan stress dan cara mengurangi situasi penyebab stress

Promosi kesehatan
Pendidikan kesehatan tentang pengelolaan terhadap stress
Usia lanjut dengan hipertensi dapat mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
Usia lanjut dengan hipertensi dapat mengenal dan cara mengurangi situasi penyebab stress

Residen


No
Masalah /diagnosis
Tujuan
Rencana kegiatan
Sumberdaya
Penanggungjawab
Waktu pelaksanaan
Alokasi dana
Tempat pelaksanaan
1
Resiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan ketidakpatuhan usia lanjut dalam pengelolaan penyakit hipertensi
Tidak terjadi peningkatan kasus gangguan cerebrovaskuler di wilayah kelurahan Depok
Promosi kesehatan

Pelatihan kader

Residen
Nopember
Desember
Februari / semester 2

Swadana
Wilayah RW
2
Risiko ketidakefektifan koping pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang  pengelolaan stress
Usia lanjut dengan hipertensi mampu mengelola stress dengan benar
Promosi kesehatan

Residen
Desember
Swadana
Wilayah RW





BAB III
PEMBAHASAN

Masalah hipertensi pada usia lanjut di Kelurahan Depok salah satunya disebabkan oleh proses degeneratif yang menyebabkan elastisitas pembuluh darah menurun, sehingga menimbulkan peningkatan resistensi pada pembuluh darah dan akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah. Namun proses degeneratif tersebut bukan satu-satunya penyebab terjadinya hipertensi pada usia lanjut. Perilaku kurang sehat juga sebagai factor pendukung terjadinya hipertensi seperti stress, merokok, kurang berolah raga, pola makan yang kurang baik (Ikram, http://www.infokes.com, diperoleh tanggal 7 Oktober 2006).
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengetahuan, keyakinan atau persepsi terhadap penyakit hipertensi, sumber daya yang terlibat dan mendukung upaya pencegahan penyakit hipertensi yaitu masyarakat, keluarga dan petugas kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2005), perubahan perilaku dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang berulang-ulang dan adanya dukungan sosial tokoh masyarakat. Dengan demikian dapat digambarkan permasalahan usia lanjut dengan hipertensi sebagai berikut :






Pemanfaatan pelayanan                 Ketergantungan
kesehatan


 


Komplikasi

Keyakinan                                         Hipertensi                      dukungan masyarakat
Pengetahuan kurang                                                                 keluarga
Persepsi  yang salah                                                       peningkatan kegiatan  Posbindu






 


Pola hidup kurang sehat :
-  makanan tingi lemak
-  makanan mengandung garam
-  stress
-  OR tidak teratur


 


Proses menua

Rumusan diagnosis keperawatan pada usia lanjut dengan hipertensi di wilayah Kelurahan Depok adalah : 1) Risiko peningkatan gangguan perfusi cerebrovaskuler pada usia lanjut dengan hipertensi, 2). Risiko ketidakefektifan koping pada usia lanjut dengan hipertensi. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya agar risiko komplikasi dapat dicegah, dan usia lanjut dapat mengendalkan penyakit hipertensinya. Upaya yang akan dilakukan adalah pendidikan kesehatan dan pemberian ketrampilan terkait dengan upaya pencegahan atau pngendalian penyakit hipertensi seperti yang telah direncanakan. Hal ini telah mendapatkan kesepakatan dari masyarakat sehingga pelaksanaan dari rencana tersebut diperlukan koordinasi lebih lanjut.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan minilokakarya yang diadakan pada tangal 15 Nopember 2006, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut :
1.      Telah dicapai kesepakatan terhadap intervensi yang akan dilakukan terhadap usia lanjut dengan hipertensi berdasarkan program kerja yang direncanakan.
2.      Adanya dukungan positif dari lintas program untuk pelaksanaan program kerja tersebut.

Saran yang diberikan adalah dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan perlu berfokus pada PHBS














No.
Kegiatan
Sasaran
Metode
Waktu
Keterangan
1
Pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi yang meliputi :
a.        Penyebab
b.       Komplikasi
c.      Manajemen stress
d.     Olah raga
e.      Diet DASH
f.      Kepatuhan berobat
1.      Lansia
2.      Keluarga
3.      Kelompok berisiko
Ceramah Tanya jawab
Nopember
Desember
Lanjutan semester 2
Waktu disesuaikan dengan kegiatan Posbindu atau pengajian pada kelompok usia lanjut
2
Ketrampilan yang diajarkan pada kelompok lansia :
a.    Menyusun menu/diet hipertensi
b.    Mengelola stress
c.    Senam

a.       Lansia
b.      Keluarga
c.       Kelompok berisiko
Observasi
Demonstrasi
Tanya jawab
Nopember
Desember
Lanjutan semester 2
Waktu disesuaikan dengan kegiatan Posbindu atau pengajian pada kelompok usia lanjut