ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S
PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK DEWASA
DI RT 16/RW II KELURAHAN KALONGAN
A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian dilakukan pada Hari Selasa, tangga 11 Mei 2004 di rumah keluarga Tn. S pukul 10.00 WIB.
1. Data Identitas
Nama KK : Tn. S
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kalongan Rt 16 Rw II Boyolali
Daftar Anggota Keluarga
No | Nama | Hubungan dengan KK | Umur | L/P | Status Perkawinan | Pendidikan | Pekerjaan | Keterangan Imunisasi |
1. 2. 3. 4. 5. | Ny. S Nn .M Ny. S Nn. T An. W | Istri Anak Anak Anak Anak | 44 th 27 th 25 th 20 th 11 th | P P P P P | Kawin Belum Kawin Belum Belum | SD D III SLTA SLTA SD | IRT Swasta IRT Pelajar Pelajar | - Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap |
|
Astma Hipertensi
Tn. K Ny S
Hipertensi
Nn M Nn T An. W
Ny S
Astma
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Klien
6. Tipe Keluarga : Keluarga inti
7. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
8. Agama : Islam
9. Status sosial ekonomi keluarga
Bp. S merupakan pegawai swasta dan Ibu S berjuakan. Penghasilan keluarga tidak tetap kurang lebih Rp 750.00 - Rp 1.000.000 - tiap bulannya. Keluarga mengganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan bisa untuk menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Anak pertama sudah kerja dan anak kedua sudah menikah kadang memberikan bantuan untuk biaya hidup sehari-hari.
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Jadwal keluarga tidak pasti tergantung permintaan anggota keluarga. Biasanya pada waktu libur sekolah. Rekreasi ke kota atau ke tempat saudara. Menonton televisi bersama-sama juga merupakan kebiasaan keluarga Bapak S jika sedang berkumpul.
- RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bapak S sekarang pada tahap keluarga dengan anak dewasa.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Mempertahankan keintiman pasangan, karena tidak adanya komunikasi antara suami dan istri sehingga sering terjadi pertengkaran walaupun akhirnya reda dengan sendirinya.
13. Riwayat keluarga inti
Pasangan ini menikah pada tahun 1976, dan dikaruniai 4 orang anak yang semuanya perempuan. Anak pertama belum menikah dan sudah bekerja, anak kedua sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suaminya, anak ketiga masih kuliah sedang anak terakhir duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga. Untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam keluarga, keluarga menggunakan puskesmas di wilayah Boyolalai. Salah satu anggota keluarga Bp. S yaitu Ny S sering mengeluh tangannya kesaemutan dan tidak merasa pusing.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Sebelumnya dalam keluarga Bp. S diketahui ada yang menderita Astma dan menurun pada anak yang kedua. Dari pihak Ny S ada yang menderita hipertensi yaitu ibu Ny S dan menurun pada Ny S sendiri. Untuk anggota keluarga yang lain penyakit yang sering dirasakan hanya pusing, batuk pilek dan itupun jarang terjadi.
- PENGKAJIAN LINGKUNGAN
15. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Bp. S berukuran 25X35 m2 terdiri dari tiga buah kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang keluarga yang gabung dengan ruang tamudan satu ruang untuk toko. Sumber air menggunakan air PAM, WC terletak di belakang rumah, lantai rumah papan,. Jendela selalu dibuka, rumah tampak rapi dan bersih, depan rumah tidak ada halaman langsung berhubungan dengan jalan raya.
Denah Rumah :
7 B
4 2
5 6 3 S U
T
1
Keterangan
1. Toko 2,3,4. Kamar Tidur
5. Ruang Makan 6 Ruang Keluarga dan Ruang Tamu
7. Kamar Mandi
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga Bp. S sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang, diamana tempat tinggalnya sebagai ruko, ada kebiasaan yang kurang baik di lingkungan Bp S dimana sebelah rumahnya adalah pasar sehingga banyak sampah yang berserakan yang menganggu pemandangan.
17. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga belum pernah berpindah rumah ke tempat lain.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kepala keluarga menjadi pengurus RT. Interaksi dengan masyarakat baik terlihat dari keikutsertaan anggota keluarga dalam arisan kampung yang dilaksanakan sebulan sekali. Dan jika ada anggota masyarakat atau tetangga dekat punya hajat keluarga ikut datang membantu.
19. Sistem pendukung keluarga
Yang merupakan sistem pendukung keluarga adalah kakak kandung Ny S karena dia dianggap lebih tua dan lebih mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi keluarga baik materiil atau moril.Di masyarakat setempat juga ada kebiasaan yang baik dimana apabila ada anggota masyarakat yang mempunyai masalah akan dibantu dengan cara musyawarah.
- STRUKTUR KELUARGA
20. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan menggunakan bahasa Jawa dan kadang bahasa Indonesia. Komunikasi keluarga kurang terbuka satu sama lain sehingga sering terdapat konflik pada keluarga, walaupun akhirnya reda sendiri.
21. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Bp. S yang mengambil keputusan adalah Bp. S selaku kepala rumah tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama dengan anak pertama yang dianggap sudah dewasa. Tidak jarang pula Bp. S diminta pendapat oleh anaknya yang sudah berkeluarga.
22. Struktur peran (formal dan informal)
Bp. S mampu menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga (informal) dan menjadi pengurus RT (formal). Ibu S mampu menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dimana tugasnya sebagai ibu rumah tangga dibantu oleh anaknya, dan anak sebagai anggota keluarga di rumah dan diluar rumah sebagai mahasiswa.
23. Nilai dan norma keluarga
Kepala keluarga menanamkan kepada anaknya untuk selalu menghargai orang lain jika ingin dihargai. Jadilah manusia yang selalu mensyukuri nikmat allah.
- FUNGSI KELUARGA
24. Fungsi afektif
Keluarga tidak membina hubungan suami istri yang baik sehingga sering terjadi perselisihan.
25. Fungsi sosial
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat sekitarnya..
26. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga belum mengetahui kalau ada anggota keluarga yang menderita Hipertensi. Ny. S mengetahui kalau dirinya menderita Hipertensi setelah periksa di puskesmas. Keluarga belum mengetahui apa itu Hipertensi baik pengertiannya, penyebabnya, tanda dan gejala dan cara perawatannya. Keluarga hanya mengetahui kalau Hipertensi itu sama dengan darah tinggi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
Keluarga belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatannya karena belum mengetahui sebelumnya.
c. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi, untuk makan Ny. S masih seperti biasa tidak ada pantangannya karena sebelumnya tidak mengetahui kalau dirinya menderita Hipertensi. Yang diketahui keluarga yaitu dengan makan buah ketimun.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan, dalam memasak masih menggunakan penyedap rasa dan takaran garam tidak dikurangi.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah Hipertensi.
27. Fungsi reproduksi
Bapak S memiliki 4 orang anak semuanya perempuani. Dimana anak yang kedua sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.
28. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Bp S bekerja pada malam hari dan Ny S berjualan di rumah. Keluarga juga memiliki tabungan untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Anak-anaknya yang sudah bekerja juga sering memberikan bantuan baik materiil maupun non materiil.
- STRESS DAN KOPING KELUARGA
29. Stressor jangka pendek dan panjang
Yang dianggap sebagai stressor jangka pendek dan jangka panjang adalah anaknya yang ketiga yang sebentar lagi mau kuliah.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Respon kepala keluarga baik terhadap stressor dengan mencari penghasilan tambahan yaitu bekerja pada malam hari, namun Ny. S tidak berspon baik dengan tidak mendukung Bp. S bekerja pada malam hari.
31. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan jika ada masalah adalah musyawarah dengan anggota keluarga yang lain dan mancari penghasilan tambahan.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. S tidak mendukung suaminya dalam mencari biaya tambahan untuk biaya kuliah anaknya yang ketiga (Nn. T) bahkan Ny. S sering marah-marah bila suaminya pulang pada malam hari.
- PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik | Nama Anggota Keluarga | ||||
Bp.S | Ibu S | Nn M | Nn T | An. W | |
TD | 130/90 mmHg | 150/100 mmHg | 120/80 mmHg | 120/80 mmHg | 100/60 mmHg |
N | 88x/mnt | 92x/mnt | 80x/mnt | 84x/mnt | 92x/mnt |
RR | 20x/mnt | 20x/mnt | 20x/mnt | 22x/mnt | 20x/mnt |
BB | 63 kg | 58 kg | 56 kg | 49 kg | 38kg |
Kepala | Mesocepal | Mesocepal | Mesocepal | Mesocepal | Mesocepal |
Rambut | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih |
Konjungtiva | Tidak anemis | Tidak anemis | Tidak anemis | Tidak anemis | Tidak anemis |
Sklera | Tidak ikterik | Tidak ikterik | Tidak ikterik | Tidak ikterik | Tidak ikterik |
Hidung | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih |
Telinga | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih | Bersih |
Mulut | Mukosa bibir lembab, | Mukosa bibir lembab, | Mukosa bibir lembab, | Mukosa bibir lembab, | Mukosa bibir lembab |
Leher | Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid | Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid | Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid | Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid | Tdk ada pembesaran kelenjar thyroid |
Dada | Tidak ada suara nafas tambahan detak jantung regular. | Tidak ada suara nafas tambahan, detak jantung regular. | Tidak ada suara nafas tambahan, detak jantung regular. | Tidak ada suara nafas tambahan, detak jantung regular. | Tidak ada suara nafas tambahan, detak jantung regular. |
Abdomen | Simetris, tdk ada nyeri tekan | Simetris, tdk ada nyeri tekan | Simetris, tdk ada nyeri tekan | Simetris, tdk ada nyeri tekan | Simetris, tidak ada nyeri tekan |
Ekstremitas | Tdk ada varises, tdk ada udema | Tdk ada varises, tdk ada udema | Tdk ada varises, tdk ada udema | Tdk ada varises, tdk ada udema | Tdk ada udema |
Kulit | Sawo matang | Sawo matang | Sawo matang | Sawo matang | Sawo matang |
Turgor kulit | baik | Baik | Baik | baik | baik |
Keluhan | | - | - | - | Kadang kesemutan pada tangan |
- HARAPAN KELUARGA
Anak-anak bisa kuliah sampai selesai, keluarga menjadi keuarga yang bahagia dan harmonis, terdapat komunikasi yang terbuka dan jujur diantara anggota keluarga.Keluarga menginginkan petugas kesehatan / mahasiswa dapat memberikan penjelasan dan informasi tentang kesehatan khususnya cara perawatan Hipertensi sehingga tidak timbul masalah lagi akibat Hipertensi.
B. ANALISA DATA
Data | Masalah Keperawatan |
1. DS : - Ny. S mengatakan bahwa dirinya tidak tahu kalau mempunyai penyakit Hipertensi karena memang tidak pernah periksa. - Ny. S mengatakan memang kadang dirinya mengalami kesemutan pada tangan. Bp. S dan Ibu S mengatakan bahwa kalau makan tidak ada pantangannya karena memang tidak mengetahui kalau Ny S menderita Hipertensi. - Ny. S mengatakan baru tahu menderita hipertensi setelah ia periksa ke puskemas. DO : - TD Bp. S : 150/100 mmHg - Nadi : 96 x/menit - Ny. S masih tampak sehat, semua aktivitas masih bisa dilakukan sendiri seperti membersihkan rumah, makan, mandi dan aktivitas sehari-hari yang lain | Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bapak S khususnya Ny S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi. |
2. DS - Komunikasi antara anggota keluarga kurang terbuka satu sama lain - Keluarga tidak membina hubungan suami istri sehingga sering terjadi perselisihan | Resiko terjadinya konflik pada keluarga Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif |
C. SKORING MASALAH
1. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bapak S khususnya Ny S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi.
Kriteria | Skor | Total | Pembenaran |
1. Sifat Masalah : tidak sehat | 3/3X1 | 1 | Ny. S saat ini menderita Hipertensi dengan tekanan darah 150/100 mmHg yang baru diketahui pada saat Ny S periksa di puskesmas |
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah : hanya sebagian | 1/2X2 | 1 | Yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah hipertensi pada Ny. S yaitu dengan mempertahankan agar tekanan darahnya terkontrol yang bisa dilakukan dengan perawatan yang benar. Sementara saat ini Ny. S belum pernah berobat dan belum mengetahui cara perawatan Hipertensi. |
3. Potensial Masalah dapat dicegah : cukup. | 2/3X1 | 2/3 | Potensial masalah dapat dicegah cukup, karena saat ini Ny. S belum pernah berobat dan dalam hal makan masih seperti biasa (tidak mengurangi garam). Dan gejala yang muncul pada Ny. S hanya kadang kesemutan saja, tidak mengeluh pusing maupun kaku di tengkuk |
4. Menonjolnya Masalah : masalah dirasakan dan harus segera ditangani | 2/2X1 | 1 | Keluarga menyadari perlunya perawatan Hipertensi karena keluarga beranggapan bahwa kesehatan itu sangatlah penting. |
Jumlah | | 3 2/3 | |
2. Resiko terjadinya konflik pada keluarga Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif
Kriteria | Skor | Total | Pembenaran |
1. Sifat Masalah : Aancaman | 2/3X1 | 2/3 | Dalam keluarga komunikasi yang digunakan tidak terbuka apabila ini tidak segera diatasi akan terjadi konflik yang berkepanjangan |
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah : hanya sebagian | 1/2X2 | 1 | Yang bis dilakukan untuk mengatsi masalah komunikasi hanyalah dengan meminta pendapat dari kakak kandung Ny S yang dianggap lebih tua. |
3. Potensial Masalah dapat dicegah : cukup. | 2/3X1 | 2/3 | Potensial masalah dapat dicegah cukup, karena saat ini anak Tn S sudah besar-besar dan ada yang sudah berkeluarga sehingga dapat membantu memecahkan masalah. |
4. Menonjolnya Masalah : masalah dirasakan dan harus segera ditangani | 2/2X1 | 1 | Keluarga menyadari perlunya komunikasi terbuka, karena keluarga beranggapan bahwa komunikasi sangat penting dalam membina hubungan keluarga. |
Jumlah | | 3 1/3 | |
D. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bapak S khususnya Bapak S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi.
2. Resiko terjadinya konflik pada keluarga Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar