MAKALAH SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A
DENGAN THYPUS ABDOMINALIS DI RUANG LUKMAN RS. ROEMANI
Disusun Oleh :
DWI ANA YUNIATI
G5A008015
PROGRAM PROFESI NURSE
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2009
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A
DENGAN THYPUS ABDOMINALIS DI RUANG LUKMAN
RS ROEMANI
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Juli 2009
1. Identitas
Nama : An. A Nama Ayah : Tn. S
Umur : 10 tahun Nama Ibu : Ny. C
Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Tanggal Masuk : 21 Juli 2009 Agama : Islam
Diagnosa Medis : Thypus abdominalis Alamat : Kopen,
No. Reg : 571 906 Wonodri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badan panas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga mengatakan anaknya panas, perut sakit, badan lemah, nafsu makan berkurang. Sejak tanggal 14 Juli 2009, keluarga sudah memeriksakannya ke dokter tapi tidak sembuh-sembuh dan keluarga memeriksakannya lagi ke dokter lalu pasien dianjurkan untuk tes laboraturium. Hasilnya widal salmonelta thypi O : 1/320 dan widal salmonella thypi N : 1/220 lalu dari dokter di rujuk ke RS Roemani untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Pasien dan keluarga sampai di UGD RS Roemani pada tanggal 21 Juli 2009 Jam 20.39 di UGD mendapat therapi infus RL 20 tpm, Cefotaxim 3 x 500 mg untuk perawatan lebih lanjut pasien di pindahkan ke ruang Lukman pada pukul 21.15.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan klien pada usia 1 thn pernah dirawat di RS Roemani karena menderita penyakit diare.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kakak pasien ada yang pernah menderita penyakit yang sama thypus abdominalis seperti yang klien derita sekarang.
3. Pengkajian pola fungsi kesehatan
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan sangat peduli dengan kesehatan, keluarga merasa khawatir dengan penyakit anaknya, keluarga selalu membawa berobat ke dokter apabila dari keluarga ada yang sakit.
b. Pola Nutrisi dan Cairan
Saat dilakukan pengkajian keluarga mengatakan nafsu makan anak kurang porsi dari rumah sakit hanya 2-3 sendok yang dihabiskan.
A : BB sebelum sakit : 33,5 kg
BB selama sakit : 32 kg
B : HB 11,9 g/dl
C : Turgor kulit baik (di cubit cepat kembali) konjungtiva merah muda.
D : Diet bubur nasi, lauk, ayam, sayur-sayuran hijau. Nasi bubur dimakan 2 – 3 sendok
c. Pada eliminasi
Keluarga dan klien mengatakan sudah 3 hari ini belum BAB kurang nafsu makannya kurang untuk BAK klien 3-4 x/hari tanpa ada keluhan.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Selama sakit ini anak aktivitasnya dibantu sebagian oleh keluarga sudah 5hari anak tidak sekolah dan bermain dengan teman-temannya lagi.
e. Pola Istirahat Tidur
Selama sakit keluarga mengatakan istirahat cukup tetapi tiap tidur malam selalu terbangun, istirahat malam. Mulai pukul 21.30 sampai 05.30 tidur siang dari jam 10.00-15.00.
f. Pola hubungan dengan orang lain.
Keluarga mengatakan hubungan dengan teman-temannya sangat baik selama sakit dirumah banyak teman-teman yang menjenguknya. Hubungan dengan keluarga juga sangat baik terlihat dari keluarga yang selalu menemani pasien.
g. Pola Hubungan Seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan, berumur 10 tahun
h. Pola Personal Hygiene
Selama sakit pasien tidak pernah mandi, pasien hanya disibin 2x/hari oleh keluarga, sikat gigi dan keramas tidak pernah, ganti baju 2x/hari.
i. Perkembangan
a) Personal Sosial
Keluarga mengatakan anaknya bisa mandiri memakai baju/kaos T-Shirt dan bisa gosok gigi sendiri pada usia 3 tahun.
b) Motorik halus
Keluarga mengatakan anaknya bisa/senang menulis, mencoret-coret dan mewarnai pada usia 3,5 tahun.
c) Bahasa
Keluarga mengatakan anak bisa bicara 2 kata pada usia 10 bulan, bicara 6 kata 1,5 tahun bicara jelas pada usia 2,5 tahun.
d) Motorik Kasar
Keluarga mengatakan anak bisa berjalan pada usia 18 bulan
j. Pertumbuhan
a) Panjang/tinggi badan : 125 cm
b) Berat Badan : 32 kg
c) Lingkar Kepala : 45 cm
d) Ketebalan lipatan kulit : -
e) Lingkar tengah : 15 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : N : 100 x/mnt S : 394
TD : 100/70 mmHg RR : 20 x/mnt
d. Kepala : Mesocepal
e. Rambut : Hitam, lurus, panjang rambut tidak rontok, tidak mudah dicabut
f. Mata : Konjungtiva anemis
g. Hidung : Polip tidak ada, bersih, tidak ada sekret
h. Mulut : Bibir pecah-pecah, merah.
i. Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
j. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
k. Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictur cordis teraba di LMCS intercosta iv-v
Pe : Pekak
Au : Suara Bunyi jantung I/II murni
l. Paru : I : Simetris
Pa : Suara vokal vremitus Ka = Ki
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Au : Suara dasar vesi kuler ka=ki
M. Abdomen : I : Bentuk datar
Au : Bising usus Ã…, 18 x/menit
Pe : Tympani
Pa : Terdapat nyeri tekan di perut kanan bagian atas.
N. Integumen : Turgor kulit baik
O. Ekstremitas : - Tidak terdapat oedema
- Tangan kiri terpasang infuse
5. Pemeriksaan Penunjang
Lab 19/7/2009
- WBC : 8.0 103/mm3 (3.5 – 10.0)
- RBC : 5.65 106/mm3 (3.80 – 5.80)
- HGB : 11.9 g/dl (11.0 – 16.0)
- HCT : 37.9 % (35.0 – 50.0)
- PLT : 266 103/mm2 (150 – 390)
- PCT : 188 % (100 – 500)
- MCV : 67 µ m3 (80 – 97)
- MCH : 21.1 pg (26.5 – 33.5)
- MCHC : 31.4 g/dl (31.5 – 35.0)
- RDW : 17.1 % (10.0 – 15.0)
- MPV : 7.1 µ m3 (6.5 – 11.0)
- PDW : 13.1 % (10.0 – 18.0)
DIFF
% LYM : 29.3 % (17.0 – 48.0) # LYM : 2.3 103/mm3 (1.0 – 3.2)
% MON : 5.1 % (4.0 – 10.0) # MON : 0.4 103/mm3 (0.3 – 0.8)
% GRA : 65.6 % (43.0 – 76.0) # GRA : 5.3 103/mm3 (1.2 – 6.8)
Widal sdl monella thypi O : 1/320
Widal sdl monella thypi H : 1/220
Lab 21/7/2009
- WBC : 7.5 103/mm3 (3.5 – 10.0)
- RBC : 4.42 106/mm3 (3.80 – 5.80)
- HGB : 12.7 g/dl (11.0 – 16.5)
- HCT : 33.8 % (35.0 – 50.0)
- PLT : 383 103/mm2 (750 – 390)
- PCT : -364 % (-100 – 500)
- MCV : 76 µ m3 (80 – 97)
- MCH : 28.8 pg (26.5 – 33.5)
- MCHC : 37.6 N g/dl (31.5 – 35.0)
- RDW : 14.4 % (10.0 – 15.0)
- MPV : 9.5 µ m3 (6.5 – 11.0)
- PDW : 14.5 % (10.0 – 18.0)
DIFF
% LYM : 20.2 % (17.0 – 48.0) # LYM : 1.5 103/mm3 (1.2 – 3.2)
% MON : 2.8 L % (4.0 – 10.0) # MON : 0.2 L 103/mm3 (0.3 – 0.8)
% GRA : 77.8 H % (43.0 – 76.0) # GRA : 5.8 103/mm3 (1.2 – 6.8)
Widal
- Salmonella typi O (R. kosong)
- Salmonella typi H + 1/320
- Salmonella para typi H – A + 1/160
- Salmonella para typi H – B - negatif
G. Therapi
21/7/09 - Infus RL 20 tpm
- Injeksi Cefo 3 x 500 mg /IV
- Paracetamol 3 x 1 tab /oral
- Dexanta syr 3 x 1 cth
22/7/09 - Inj. Lapixin 3 x 500 mg /IV
- cough en 3 x 1 cth
- Antasida 3 x 1 cth
- Candistatin 4 x 1 cc
23/7/09 - injeksi Cefotaxim 3 x 500 mg/IV
- Chlorampenicol 4 x 2 cth
- Dulculac supp 1
- Candistatin 4 x 2 cc
B. ANALISA DATA
No | Data Fokus | Problem | Etiologi |
1 | DS : Keluarga dan klien mengatakan klien panas. DO : - Klien teraba panas. - Klien tampak gelisah. - Suhu 39,4oC - Tes Widal Thypus O Ã… 1/320 - WBC 7,5 ribu/mmk | Hipertermi | Proses Inflamasi |
2 | DS : P : Klien mengatakan nyeri saat batuk dan ditekan pada perut. Q : Nyeri terasa senut-senut. R : Nyeri di kuadran kanan atas. S : Skala nyeri 4 T : Nyeri timbul saat duduk dan batuk. DO : - Anak terlihat gelisah - Nadi 100 x/mnt | Gangguan rasa nyaman nyeri | Penekanan rongga abdomen akibat hepatomegali |
3 | DS : Keluarga mengatakan nafsu makan anak menurun, makan hanya 2-3 sendok. DO : A : BB sebelum sakit : 33,5 kg. BB Selama sakit : 32 kg B : HB : 11,9 g/dl C : Turgor kulit baik (dicubit cepat kembali), konjungtiva anemis D : Diet bubur nadi, lauk ayam, sayur, buah, habis 2-3 sendok | Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan. | Intike tidak adekuat. |
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d proses inflamasi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penekanan rongga abdomen akibat hepatomegali
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake tidak adekuat.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No | Diagnosa Kep | Tujuan + KH | Intervensi | Rasional |
1. | Hipertermi b.d proses inflamasi | Tujuan : Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu tubuh dalam batas normal. KH : - Suhu tubuh 36-37oC - Leukosit dalam batas normal | 1. Observasi, suhu, nadi, tekanan darah dan pernafasan. 2. Berikan klien kompres dingin. 3. Anjurkan pada keluarga untuk memberi minum yang banyak. 4. Anjurkan pada keluarga untuk memakai baju yang tipis pada klien. 5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan anti piretik. | - Monitor dini tanda-tanda hipertermi. - Salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh. - Mengembalikan cairan tubuh yang hilang. - Membantu mempercepat penguapan suhu tubuh. - Mengurangi resiko hipertermi. |
2 | Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penekanan rongga abdomen akibat hepatomegali. | Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Nyeri berkurang. KH : Skala nyeri 1-0 - Klien dapat mengatakan nyeri hilang. | 1. Kaji tingkat / skala nyeri. 2. Atur posisi / tirah baring senyaman mungkin. 3. Ajarkan pada klien tentang teknik relaksasi (nafas dalam). 4. Berikan tirah baring yang cukup. 5. Berikan kompres hangat. 6. Kolaborasi pemberian analgesik. | - Pemberian terapi yang sesuai dengan respon klien. - Memberikan kenyamanan pada klien. - Memberikan relaksasi dan mengurangi rasa nyeri. - Meminimalisir nyeri - Melancarkan aliran darah. - Mengurangi rasa nyeri. |
3 | Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake tidak adekuat. | Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi terpenuhi. KH : nafsu makan meningkat. - Porsi makan di RS habis 1 porsi. - BB meningkat. | 1. Kaji pola nutrisi pasien. 2. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang pedas. 3. Anjurkan klien untuk makan dikit tapi sering. 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan makanan sesuai diit pasien. | - Menentukan terapi yang sesuai. - Meminimalisir perlukaan lambung. - Menghindari rasa mual dan muntah. - Memberikan makanan yang sesuai diit. |
E. IMPLEMENTASI
Waktu | No. Dx Kep | Implementasi | Respon | Ttd |
21/7/2009 21.20 | 1 | - Mengobservasi KU klien. | S : Keluarga mengatakan badan panas. O : KU Lemah S : 394 | |
21.30 | 2 | - Mengkaji skala nyeri | S : Klien mengatakan perutnya sakit jika di pegang. O : Skala nyeri 4 | |
21.35 | 2 | - Menganjurkan pada keluarga untuk klien istirahat yang cukup. | S : Keluarga mengatakan akan mengikuti saran. O : Klien dan ortu tiduran | |
21.25 | 1 | - memberikan kompres hangat | S : Keluarga mengatakan akan mengompres O : S : 394 | |
21.45 | 1 | - Memberikan obat peroral paracetamol 1 tab. | S : O : Obat peroral masuk / diminum, tidak muntah | |
05.30 | 1 | - Mengobservasi TTV | S : Keluarga mengatakan panasnya berapa. O : S : 386 N : 100 x/mnt | |
05.32 | 1 | - Menganjurkan kepada keluarga untuk banyak minum. | S : Keluarga mengatakan anaknya banyak minum air putih. O : | |
06.30 | 3 | - Mengkaji nutrisi pasien. | S : Keluarga mengatakan makan hanya 2-3 sendok. O : Bibir kering, makan hanya 2-3 sendok. | |
06.35 | 3 | - Menganjurkan pada keluarga untuk memberi makan sedikit tapi sering. | S : Keluarga mengatakan anak mau makan sedikit-sedikit. O : | |
07.05 | | - Mengganti cairan infus. | S : - O : Terpasang infus RL 12 tpm. | |
22/7/2009 14.30 | 1 | - Mengobservasi KU klien. | S : Keluarga mengatakan anaknya masih panas. O : KU lemah S : 384 | |
14.35 | 1 | - Menganjurkan pada keluarga untuk memakai baju yang tipis | S : Keluarga mengatakan akan memakaikan baju tipis pada anaknya. O : Klien lemah, memakai baju, kaos, kaos kaki. | |
14.40 | 1 | - Menganjurkan pada keluarga untuk tetap memberikan kompres. | S : Keluarga mengatakan akan mengikuti saran. O : Klien masih dikompres. | |
14.50 | 1 | - Mengobservasi TTV | S : - O : S : 386oC N : 112 x/mnt | |
15.10 | | - Memberikan injeksi Lapixin 500 mg/IV | S : - O : Injeksi masuk, tidak terjadi alergi. | |
17.30 | 2 | - Mengkaji skala nyeri | S : Klien mengatakan perut masih sakit. O : Klien gelisah, skala nyeri 3. | |
17.35 | 2 | - Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang teknik relaksasi (nafas dalam) | S : Keluarga mengatakan mengerti yang diajarkan. O : Klien mengikuti yang diajarkan. | |
17.45 | 2 | - Menganjurkan pada keluarga memberikan kompres hangat jika klien kesakitan pada abdomen. | S : Keluarga mengatakan akan memberikan kompres hangat bila perut bertambah sakit. O : Klien tampak lemah. | |
17.30 | 3 | - Menganjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang pedas kecut. | S : Keluarga mengatakan akan menghindari makanan pedas dan kecut. O : Klien tidak makan pedas dan kecut. | |
19.00 | 1 | - Memberikan obat peroral paracetamol 1 tab. | S : - O : Obat peroral masuk /diminum. | |
20.15 | | - Mengganti cairan infus RL 12 tpm | S : - O : Terpasang infus RL 12 tpm. | |
20.55 | | - Mengobservasi tindakan yang telah dilakukan. | S : Keluarga mengatakan anak masih panas, perut masih nyeri. O : KU lemah, S : 389 | |
23/7/2009 14.35 | 1 | - Mengobservasi KU klien. | S : Keluarga mengatakan anaknya masih panas, sariawan. O : KU lemah, terdapat sariawan di mulut. | |
14.55 | 1 | - Mengukur Suhu | S : Keluarga menanyakan berapa suhu/panasnya. | |
15.05 | 1 | - Menganjurkan pada keluarga untuk mengompres daerah aksial. | S : Keluarga mengatakan akan mengompres. O : Daerah aksial terkompresi air dingin. | |
15.10 | | - Memberikan injeksi Cefotaxim 500 mg/IV | S : - O : Injeksi masuk per intra selang/ IV, tidak terjadi alergi. | |
15.40 | 2 | - Mengatur posisi pasien / memberikan posisi yang nyaman. | S : Klien mengatakan perutnya sakit sudah berkurang. O : Posisi pasien terlentang. | |
15.42 | 3 | - Memberikan dulkolak sup | S : Klien mengatakan takut O : Dulkolak sup masuk per rectum. | |
15.48 | 3 | - Menganjurkan pada klien untuk banyak makan sayur-sayuran dan banyak makan sedikit-sedikit tapi sering. | S : Keluarga mengatakan sudah mau makan sedikit-sedikit. O : Klien terlihat masih makan roti. | |
16.10 | 1 | - Menganjurkan pada klien untuk banyak minum. | S : Klien mengatakan klien suka minum air putih. O : Klien minum 1 hari 750 ml. | |
17.30 | 1 | - Mengukur TTV | S : Keluarga mengatakan badan anaknya tambah panas. O : Badan teraba panas S : 40OC N : 120 x/mnt | |
17.40 | 1 | - Mengajarkan pada keluarga untuk mengompres pada kening dan daerah aksial. | S : Keluarga mengatakan akan mengompres anaknya. O : Kening dan aksial di kompres. | |
18.15 | 1 | - Memberikan obat paracetamol 1 tab | S : Keluarga mengatakan panasnya tidak turun-turun. O : Obat peroral diminum. | |
20.15 | 1 | - Menghaluskan obat peroral pasien. | S : Keluarga mengatakan klien tidak bisa minum obat tablet. O : obat paracetamol dihaluskan. | |
20.35 | | - Memberikan obat candistatin 1 cc | S : Keluarga mengatakan anaknya sariawan. O : Obat candistatin tertetes 1 cc | |
20.50 | 1 | - Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan. | S : Keluarga mengatakan badan anaknya sudah tidak terlalu panas lagi. O : KU lemah, badan teraba hangat, suhu 38,6 | |
F. EVALUASI
Waktu | No. DX Kep | Catatan Perkembangan | Ttd |
21/7/2009 07.10 | 1 | S : Keluarga mengatakan anaknya masih panas. O : KU lemah, badan teraba panas. S : 394 N : 100 x/mnt A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi : - Memberikan kompres. - Menganjurkan banyak minum - Menganjurkan memakai baju tipis. | |
| 2 | S : Klien mengatakan perutnya masih sakit. O : KU lemah, perut sakit jika ditekan dan saat batuk, skala nyeri 3. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. - Mengkaji skala nyeri. - Memberi posisi yang nyaman. - Menganjurkan istirahat yang cukup. - Memberikan kompres hangat. | |
| 3 | S : Keluarga mengatakan anaknya nafsu makan menurun. O : Nasi bubur, dimakan 2-3 sendok, bibir kering. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. - Mengkaji pola nutrisi pasien. - Menganjurkan untuk menghindari makanan yang pedas. - Menganjurkan untuk makan dikit tapi | |
22/7/2009 11.30 | 1 | S : Keluarga mengatakan anaknya masih panas. O : KU lemah, badan terasa panas. S : 386 H : 112 x/mnt A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. - Memberikan kompres - Menganjurkan banyak minum. - Menganjurkan memakai baju tipis. | |
| 2 | S : Keluarga mengatakan anaknya masih sakit perutnya. O : Skala nyeri 3, perut terasa sakit jika duduk. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. - Mengkaji skala nyeri - Memberi posisi yang nyaman. - Menganjurkan istirahat yang cukup - Mengompres air hangat. | |
| 3 | S : Keluarga mengatakan masih susah untuk makan. O : Bibir kering, bubur nasi di makan 2-3 sendok. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi. - Mengkaji nutrisi / makan klien - Menganjurkan menghindari makanan yang pedas dan kecut. - Memberikan makan dikit tapi sering. | |
23/7/2009 07.15 | 1 | S : Keluarga mengatakan anaknya panas tambah tinggi. O : Badan teraba panas S : 38OC N : 120 x/mnt A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi. - Memberikan kompres - Menganjurkan banyak minum - Menganjurkan memakai pakaian tipis. | |
| 2 | S : Klien mengatakan nyeri perutnya sudah berkurang. O : Skala nyeri 2, perut masih sakit jika di tekan. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi : - Mengkaji skala nyeri. - Menganjurkan istirahat yang cukup. | |
| 3 | S : Keluarga mengatakan anaknya sudah mau makan sedikit-sedikit. O : Bibir kering, nasi 4 - 5 sendok di makan A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi : - Menganjurkan menghindari makanan pedas dan kecut. - Memberikan makan dikit tapi sering. | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar