Kamis, 01 Desember 2011

INTERVENSI KANKER

Rencana Tindakan

Dx. Keperawatan
Intervensi
Rasional
 1.Ketakutan

Kriteria hasil evaluasi :
Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.

Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.

Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.

2.Berduka/ Antisipasi

Kriteria hasil evaluasi : Pasien akan :
-          Mengidentifikasi dan mengexpresikan perasaan dengan tepat.
-          Melanjutkan aktivitas kehidupan normal, melihat kearah/merencanakan masa depan.
-          Mengungkapkan pemahaman tentang proses menjelang ajal dan perasaan didukung dalam melalui berduka.

3.Gangguan Harga Diri
Kriteria hasil ev aluasi :
-          Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri dalam situasi
-          Mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara aktual.
-          Mendemonstrasikan adaptasi terhadap perubahan/kejadian yang telah terjadi.

4.Nyeri ( akut )
Kriteria hasil evaluasi :
-          Melaporkan penghilangan nyeri maksimal atau kontrol dengan pengaruh minimal.
-          Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
-          Mendemonstrasikan penggunanaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individu.

5.Nutrisi kurang dari kebutuhan.
 Kriteria hasil evaluasi :
-          Mendemonstrasikan berat badan stabil
-          Penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi
-          Nilai laboratorium bebas dari tanda malnutrisi.
-          Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adequat
-          Berpartisipasi dala intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan/peningkatan masukan diit.

1. Jika pasien prognosisnya jelek, diskusikan dengan orang terdekat dalam mengatur perawatan bila pasien mencapai face terminal. Kontak dengan pelayanan sosial untuk mengatur perawatan dirumah atau penempatan dalam memperluas fasilitas perawatanatau perawatn dirumah, sesuai dengan pilihan dan kebutuhan keluarga.
2. Rujuk pasien dan orang-orang yang bermakna bagi pasien kekelompok pendukung lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia.


3. Bantu pasien dalam mengambil keputusan apa, bagaimana dan kapan untuk memberi tahu diagnosa dengan keluarga dan teman-teman ( Jika pasien baru didiagnosa ). Siapkan pasien terhadap kemungkinan reaksi anggota keluarga dan teman-tem,an . Tekankan pentingnya kejujuran dan membuka perasaan keprihatinan.
4. Jika dalam remisi , bantu pasien menghadapi kenyataan kemungkinan kambuh. Juga pasien dan orang-orang terdekat bagi pasien terhadap informasi hasil tes. Selama pasien waspada dan dapat menyesuaikan diri, ijinkan pasien untuk membuat pilihan. 
5. Sampaikan ( berikan ) harapan.






1.      Jelaskan tujuan dan efek samping terapi pengobatan (kemoterapi, radiasi). Informasi pada pasien jalan untuk mengurangi efek samping. Tentramkan hati pasien bahwa sebagian besar efek samping adalah sementara dan biasanya terlihat sampai beberapa minggu setelah terapi selesai. Izinkan pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang antisipasi efek samping.

1.      Perkirakan syok awal  dan ketidakyakinan setelah diagnosis kanker dan/ atau produser yang menimbulkan trauma ( mis, bedah yang menimbulkan kecacatan , kolostomi, amputasi )

2.      Kaji pasien / orang terdekat terhadap berduka yang mengalami. Jelaskan proses sesuai kebutuhan.

3.      Dorong pengungkapan pikiran / masalah dan peneriman ekspresi kesedihan, marah, penolakan. Akui normalitas perasaan ini.

4.      Sadari perbuatan alam perasaan , bermusuhan dan perilaku lain yang ditunjukkan. Susun batasan perilaku tidak tepat , perbaiki pikiran negatif.

5.      Sadari depresi yang melemahkan . Tanyakan pada pasien pertanyaan langsung tenang status pikiran.

6.      Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik dengan tepat/ sesuai kebutuhan. Pindahkan pasien lebih mendekat kekantor perawat bila ketakutan ; biarkan pintu terbuka bila nyaman untuk pasien.
7.      Kuatkan penyuluhan tentang proses penyakit dan pengobatan dan berikan informasi sesuai permintaan / tepat tentang menjelang ajal . Bersikap jujur ; jangan memberikan harapan palsu saat memberikan dukungan emosional.

8.      Tinjau ulang pengalaman hidup masa lalu , perubahan peran , dan ketrampilan koping . Bicara tentang sesuatu yang menarik perhatian pasien.

9.      Identifikasi aspek positif dari situasi.

10.  Diskusikan cara-cara pasien / orang terdekat dapat merencanakan bersama untuk masa depan. Dorong menyusun tujuan realitas.

11.  Bantu pasien / orang terdekat mengidentifikasi kekuatan pada diri sendiri / situasi dansistem pendukung.

12.  Dorong partisipasi dalam perawatan dan pengobatan

13.  Perhatikan bukti konflik , ekspresi marah dan pernyataan kecewa, rasa bersalah, putus asa , “tak ada gunanya hidup “.

14. Kaji cara pasien atau orang terdekat memahami dan berespons terhadap kematian 

15.  berikan lingkungan terbuka untuk diskusi dengan pasien/orang terdekat (bila tepat) tentang keinginan /rencana mengalami kematian ,mis., membuat surat warisan, pengaturan penguburan,donor organ, keuntungan kematian,asuransi,waktu untuk bersama keluarga.

16.   Sadari perasaan sendiri tentang kanker, ancaman kematian. Terima metode apapun yang dipilih pasien / orang terdekat untuk saling membantu selama proses. 

17.  Lakukan kolaborasi :
-          Rujuk pada konselor yang tepat sesuai kebutuhan (perawat klinis psikiatrik, pekerja sosial, psikologis )

-          Rujuk pada program komunitas bila tepat

Diskusikan dengan pasien/orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/rumah dan aktivitas kerja

Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu, termasuk kemungkinan efek pada aktivitas seksual dan rasa ketertarikan..

Dorong diskusi tentang efek kanker/pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua maupun yang lain.

Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami. Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi.

Evaluasi struktur pendukung yang ada dan digunakan oleh pasien/orang terdekat.

Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang terdekat selama test diagnostik dan fase pengobatan.

Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata.

Laksanakan kolaborasi :
Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung ( bila ada )
Rujuk pada konseling profesional bila diindikasikan.


Tentukan riwayat nyeri,mis.lokasi nyeri,frequensi ,durasi dan intensitas(skala 1-10)dan tidakan penghilangan yang digunakan.

Evaluasi/sadari terapi tertentu mis. Pembedahan,radiasi,kemoterapi,bioterapi.
Ajarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.

Berikan tindakan kenyamanan dasar(mis.reposisi,gosokan punggung)
dan  aktifitas hiburan(mis.musik ,tv)

Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri(mis. Tehnik relaksasi,visualisasi,bimbingan imanjenasi),tertawa,musik,dan sentuhan terapiotik.

Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol.Nilai aturan pengobatan bila perlu.

Kolaborasi;
Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.

Berikan analgetik sesuai indikasi mis.; Bromptons cocktail,morfin metadon. Atau campuran narkotik IV  khusus. Berikan hanya untuk memberikan analgetik dalam sehari.

Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi.

Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep ( atau pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi ). Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini. Timng berat bada tiap hari atau sesuai indikasi.


Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kay nutrien, dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplement dan makan sering/ lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.

Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan mis; makanan bening, cairan dingin, saring, krekers kering, roti panggang, minuman berkarbohidrat. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan.

Kontrol faktor lingkungan (mis; bau kuat/ tidak sedap atau kebisingan ). Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.

Ciptakan suasana makan malam yang menyenagkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga / teman.

Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan .

Identifikasi pasien yang mengalami mual / muntah yang diantisipasi.

Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

Berikan antimatik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agen antineoplastik dengan sesuai.

Evaluasi keefektifan antiemetik.

Hematest feses , sekresi lambung.

Tinjau ulang pemeriksaan labortorium sesuai indikasi mis; jumlah limfosit total , transferin serum, dan albumin.

Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
-          fenotiasin mis; proklorperazin
-          (Compazine ) ; Antidopaminergik mis; Metoklorpanik ( Reglan ) , ondasetron (Zofran) ; antihistamin mis ; difenhidramin ( Benadryl );
-          Kortikosteroid mis; deksametason ( Decadron ) ; kanabionit mis; 9-tetrahidro kanabinol; benzodiazepin mis ; diazepam(valium)
-          Vitamin, khususnya A, D , E dan B6
-          Antasid
-          Rujuk pada ahli diet/ tim pendukung nutrisi.
- Pasang/ pertahankan selang NG atau pemberian makan untuk makanan enternal , atau jalur sentral untuk hiperalimentasi parenteral bila diindikasikan.
Perencanaan awal membantu menghilangkan stress pada pasien yang menjelang ajal. Hospis adalah program dalam memberikan dukungan keperawatan untuk pasien yang akan meninggaldan keluarganya bila pasien ingin meninggal dirumah.
Dukungan eksternal dapat membuat nyaman. Pusat-pusat informasi kanker memberikan informasi-informasi tentang penyebab kanker, pencegahan, gejala-gejala diagnosa, pengobatan, nutrisi dan penelitian sekarang.
Siapkan pasien untuk menghadapi reaksi orng terdekat, juga dapat membantu pasien menaggulangi kepastian meninggal.

Memungkinkan pasien untuk memelihara perasaan dan lebih menguasai situasi sekarang.

Untuk menghilangkan keputusasaan . Tidak ada harapan adalah hasil lingkungan diman pasien merasa diluar kontrol dan tidak berdaya. Harapan dapat memainkan peranan yang bermakna dalam kehidupan pasien.
Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas.

Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan yang dapat terjadi.

Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan/ reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif dengan mereka.

Pasien merasa terdukung mengekspresi perasaan denganmemahami bahwa konflik emosi yang dalam dan sering adalah normal dan dialami orang lain dalam situasi sulit ini.

Indikator koping tidak efektif dan kebutuhan terhadap intervensi tambahan . Pencegahan tindakan destruktif memungkinkan pasien mempertahankan kontrol dan rasa harga diri.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa pasien kanker berisiko tinggi trhadap bunuh diri . Mereka secara khusus rentan bila baru didiagnosa dan/ atau pulang kerumah.
Membatu mengurangi perasaan isolasi dan diabaikan.

Pasien atau orang terdekat mendapat keuntungan dari informasi faktual. Individu dapat mengajukan pertanyaan langsung tentang kematian , dan jawaban jujur meningkatkan rasa percaya dan keyakinan bahwa informasi benar.

Kesempatan untuk mengidentisiofikasi ketrampilan yang dapat membantu individu menghadapi berduka terhadap situasi baru secara lebih efektif.

Kemungkinan remisi dan progesi lambat dari penyakitb dan/ atau terapi baru dapat menurunkan harapan pada masa depan.

Menjadi bagian dari pemecahan masalah / perencanaan dapat memberikan rasa kontrol terhadap kejadian yang diantisipasi.

Mengenali sumber ini memberi kesempatan melalui perasaan berduka.

Memungkinkan pasien dalam mempertahankan kontrol terhadap kehidupan.

Konflik interpersonal / perilaku maeah mungkin cara-cara pasien mengekspresikan / menghadapi perasaan kecewa / distres spiritual dan dapat menandakan ide bunuh diri.

Faktor-faktor  ini mempengaruhi bagaimana setiap individu menghadapi kemungkinan kematian dan mempengaruhi bagaimana mereka berespon dan berinteraksi.

Bila pasien/orang terdekat bersama-sama menyadari ancaman kematian, mereka lebih mudah menghadapi urusan/aktivitas yang diinginkan yang belum selesai.

Ansietas dan ketidak inginan pemberi perawatan untuk menerima kenyataan tentang kemungkinan kematiannya.  sendiri dapat menghambat kemampuan untuk membantu pasien / orang terdekat, memerlukan bantuan orang lain untuk memberikan dukungan yang diperlukan.

Membantu menghilangkan distress/memngatasi perasaan berduka untuk memudahkan koping dan mengembangkan pertumbuhan.

Memberikan dukungan dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional pasien / orang terdekat dan menambah perawatan keluarga, teman yang dapat diberikan.

Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.

Bimbingan antisipasi dapat membantu pasien/orang terdekat memulai proses adaptasi pada status baru dan menyiapkan untuk beberapa efek samping.

Membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit.

Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin untuk tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.

Membantu merencanakan perawatan saat dirumah sakit serta setelah pulang.

Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek kanker/efek samping terapi; banyak memerlukan dukungan tambahan setelah periode ini.

Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidak amanan dan keraguan diri

Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk pasien/orang terdekat, memberikan kontak dengan pasien lain dengan kanker pada berbagai tingkatan pengobatan dan atau pemulihan.

Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur psikososial positif bila sistem pendukung pasien/orang terdekat terganggu.

Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi.Catatan  :Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.

Ketidak nyamanan rentang ruas adalah umum( mis. Nyeri insisi,kulit terbakar,nyeri punggung bawah,sakit kepala) tergantung prosedur/agen yang digunakan.

Meningkatan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.


Memungkinkan pasien untuk berperan secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol.


Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri.Terutama dengan nyeri kronis,pasien/orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam menejemen nyeri di rumah.
Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dari dosis dan pemberian akan diperlukan.

Mengidentifiaksi kekuatan/ defisiensi nutrisi.

Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori , khususnya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.

Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produk sisa ). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.

Keefektifan penilaian diet sangat induividual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/ kombinasi terbaik.

Dapat mentriger respons mual/ muntah.

Membuat waktu makan lebih menyenagkan , yang dapat meningkatkan masukan.

Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.

Mual/ muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mulai secar umum tidak berespons terhadap obat antiemetik. Perubahan lingkungan pengobatan atau rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.

Sering sebagai sumber distress emosi , khususnya untuk orang terdekat yang mengiginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak , orang terdekat dapat merasakan ditolak / frustasi.

Mual/ muntah paling menurunkan kemampuan dfan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulakn stress.

Individu berespons secara berbeda pada semua obat-obatan . Antiematik firstine mungkin tidak bekerja, memerlukan perubahan pada atau kombinasi terapi obat.

Terapi tertentu ( mis; antimetabolit) menghambat pembaharuan lapiasan sel-sel epitel saluran GI , yang dapat menyebabkan perubahan yang direntang dari eritema ringan sampai ulserasi berat dengan pendarahan.

Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/ malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet. Catatan ; pengobatan anti kanker dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus diperbaiki dengan status klinis pasien.

Kebanyakan antimetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah sejati dan kemoreseptor mentriger agen zona juga bertindk secara periferuntuk menghambat peristaltik balik.

Terapi kombinasi ( mis; torecan dengan Decadron atau Valium ) seringkali lebih efektif daripada agen tunggal.

Mencegah kekurangan karena penurunan absorpsi vitamin larut dalam lemak. Defisiensi B6 dapat memperberat / mengeksaserbasi depresi , peka rangsang.

Meminimalkan iritasi lambungdan mengurangi resiko ulserasi mukosa.

Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan masalah berkenan dengan malnutrisi protein/ kalori dan defisiensi mikronutrien.

Pada adanya malnutrisi
( mis ; kehilangan berat badan 25%-30% dalam dua bulan ) , atau pasien telah dipuasakn selama 5 hari dan tidak mungkin untuk mampu makan selama 2 minggu , pemberian makan per selang atau NPT mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Catatan : NPT digunakan dengan kewaspadaan yang dihubungkan dengan peningkatan lebih dari 4 kali lipat pada resiko infeksi signifikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar