Kamis, 17 November 2011

Perilaku Kekerasan


LAPORAN PENDAHULUAN

A.     Masalah Utama: perilaku kekerasan/amuk.

B.     Proses Terjadinya Masalah
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi.

C.     1.  Pohon Masalah

                Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan








Perilaku kekerasan/amuk
 
 


                                                                     


 


                                  Perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar


2.      Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan / amuk.

1.    Data Subyektif :
a).  Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b). Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika    sedang kesal atau marah.
c).  Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Obyektif :
a).  Mata merah, wajah agak merah.
b). Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
c).  Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d). Merusak dan melempar barang‑barang.

D.    Diagnosa Keperawatan
a.       Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk.
b.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan persepsi sensor: halusinasi dengar.



E.     Rencana Tindakan
a.       TujuanUmum:
Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

b.      Tujuan Khusus:
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1.Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2.Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3.Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2.      Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
2.1.Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.2.Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
2.3.Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

3.      Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
3.1.Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
3.2.Observasi tanda perilaku kekerasan.
3.3.Simpulkan bersama klien tanda‑tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

4.      Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
4.1.Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.2.Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.3.Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"

5.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
5.1.Bicarakan akibat/keruglan dari cara yang dilakukan.
5.2.Bersama klien menytmpulkan akibat dari cara yang digunakan.
5.3.Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6.      Klien dapat mengidentifikusi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
Tindakan :
6.1.Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
6.2.Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
6.3.Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
6.4.Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.



7.      Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
7.1.Bantu memilih cara yang paling tepat.
7.2.Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
7.3.Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
7.4.Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
7.5.Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.

8.      Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
8.1.Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melaluit pertemuan keluarga.
8.2.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

9.      Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
9.1.Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).
9.2.Bantu klien mengpnakan obat deng‑an prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
9.3.Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar