BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor otak merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intra kranial.
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Tingkat kegawatan pada penyakit ini sangat tergantung dari letak atau lokasi dari tumor pada otak. Selain itu keganasan yang terjadi dapat menjadi sangat gawat pada saat tuor menekan pusat pernafasan, kehilangan penglihatan atau gejala-gejala nerurologis lainnya seperti kelumpuhan atau paralisis.
Berdasarkan jumlah kasus klien yang dirawat dengan tumor otak diruang B1 syaraf RSUP Dr. Karyadi, didapatkan data bahwa setiap tahun terjadi peningkatan kasus tumor otak sekitar 12%, dan kebanyakan kasus tumor otak disertai deng tindakan operasi craniotomi.
Berdasarkan hal tersebut maka penyusun merasa tertarik untuk mengatahui dan mempelajari lebih dalam tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah tumor otak atau tumor otak.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan secara komprahensif pada klien dengan tumor otak
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan dalah perawat dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan tumor otak
b. Melakukan penetapan diagnosa keperawatan pada klien dengan tumor otak.
c. Menetapkan rencana keperawatn dan intervensi pada klien dengan tumor otak.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan tumor otak.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan tumor otak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ASKEP PASIEN DENGAN TUMOR OTAK
- Definisi :
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak.
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak (Price, S.A. & Wilson, L.2001).
.
- Klasifikasi Tumor otak
1. Tumor yang berasal dari lapisam otak (meningioma dural)
2. Tumor yang berkembang didalam / pada syaraf kranial
3. Tumor yang berasal didalam jaringan otak
4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh mana saja
- Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena ity tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
- Tanda dan Gejala
Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2. Kortek presentalis posterior
3. Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari
4. Lobus parasentralis
5. Kelemahan pada ekstremitas bawah
6. Lobus Oksipitalis
7. Kejang, gangguan penglihatan
8. Lobus temporalis
9. Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah
10. Lobus Parietalis
11. Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan penglihatan
12. Cerebulum
13. Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas esndi
- Tanda dan Gejala Umum
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, main bertambah bila batuk, membungkuk
2. Kejang
3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : Pandangan kabur, mual, muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian
5. Gangguan memori
6. Gangguan alam perasaan
Trias Klasik ;
- Nyeri kepala
- Papil oedema
- Muntah
- Pathway :
Causa Unknown/Idiopatik
|
| |||||||||||
| ||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgent tengkorak anterior-posterior
2. EEG
3. CT Scan
4. MRI
5. Angioserebral
- Pengkajian
1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab, dll.
2. Riwayat kesehatan :
- keluhan utama
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat Kesehatan lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
· Saraf : kaji lima area pengkajian persyarafan, yaitu tingkat kesadaran dalam GCS, status mental, fungsi serebral syaraf kranial, reflek fisiologis dan patologis.
· Kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
· Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
· Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
· Jantung : bradikardi, hipertensi
· Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
· Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
· Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
- Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
2. Rencana Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
Tujuan : perfusi jaringan serebral menjadi adekuat
Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda – tanda peningaktan TIK.
Intervensi | Rasional |
· Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar. · Pantau tanda vital tiap 4 jam. · Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300. · Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa. · Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan. · Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya. · | · Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP. · Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh. · Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK. · Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan. · Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK. · Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal. |
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan : nyeri berkurang hingga hilang.
Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan perilaku untuk mengurangi kekambuhan.
Intervensi | Rasional |
· Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredakan. · Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital. · Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul. · Berikan kompres dingin pada kepala. | · Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan. · Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami. · Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan. · Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi. |
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
Tujuan : tingkat pengetahuan dan pemahaman klien dan keluarga tentang proses penyakit bertambah.
Kriteria hasil: Klien/keluarga mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan, memulai perubahan perilaku yang tepat.
Intervensi | Rasional |
· Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui. · Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi. · Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal. · Diskusikan tentang obat dan efek sampingnya. | · Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembnag ke arah proses penyembuhan. · Menghindari/membatasi faktor-faktor yang sering kali dapat mencegah berulangnya serangan. · Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti. · Pasien mungkin menjadi sangat ketergantungan terhadap obat dan tidak mengenali bentuk terapi yang lain. |
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ”Ny. S”
DENGAN TUMOR OTAK DI RUANG IRNA B1
RSDK SEMARANG
A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 22 Oktober 2008
- Tanggal pengkajian : 27Oktober 2008 Jam : 08.00 WIB
- No register : 5870202
- Diagnosa Medis : TUMOR OTAK
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis klamin : wanita
Jenis klamin : wanita
Usia : 21 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Kawin
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Penanggung jawab klien
Nama : Tn. R
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Nyeri kepala
b. Riwayat Penyakit Sekarang
F Klien mengeluh nyeri kepala berat kurang lebih 20 hari SMRS. Nyeri kepala yang dirasakan berenyut-denyut, makain lama makin sering dan makin berat dengan skala nyeri 5-6 (nyeri sedang). Nyeri yang dirasakan awalnya hanya pada bagian depan kepala, makin hebat hingga keseluruh bagian kepala terasa nyeri. Saat dikaji, Ny S mengatakan bahwa nyeri kepala dirasakan sepanjang hari dan tidak berkurang dengan obat.
F Klien juga mengeluh tidak dapat melihat sejak 3 hari SMRS. Awal serangan penglihatan klien remang-remang, makin lama makin kabur hingga akhirnya klien tidak bisa melihat sama sekali meskipun dengan cahaya atau sinar yang terang, visus mata kanan 0, dan mata kiri 0. keluarga mengatakan sempat membawa klien diperiksa ke klinik mata, namun dokter menyarankan untuk dirawat karena kehilangan penglihatan disebabkan oleh tumor otak.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Suami Klien mengatakan sejak kurang lebih 1 tahun belakangan Ny.S sering mengeluh nyeri kepala. Namun hal ini tidak pernah dirasakan dan hanya diberikan obat warung seperti mixagrip atau bodrex.
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat trauma kepala, sakit berat atau infeksi berat baik pada telinga, mata maupun gigi dan mulut.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. Selain itu dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit keturunan, penyakit menahun, asma, TBC, DM dan Hipertensi.
Genogram :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tanggal / jam | 20-10-2008 / 08.00 | 21-10-2008 / 08.00 | 22-10-2008 / 08.00 |
TD (mmHg) | 150/90 | 140/90 | 140/80 |
HR : Frekuensi Irama Regangan | 60 x /menit Teratur Normal | 70 x /menit Teratur Normal | 74 x /menit Teratur Normal |
RR : Frekuensi Irama Kedalaman | 20 x /menit Teratur Normal | 18 x /menit Teratur Normal | 18 x /menit Teratur Normal |
Suhu ( oC ) | 36,7 | 36,5 | 36,8 |
b. Kepala dan leher
Yang Dikaji | Keterangan |
Bentuk Rambut Mata Telinga Hidung Mulut Leher | Mesosephal, mengeluh nyeri kepala Hitam, agak lebat, tidak rontok, tidak berketombe Simetris, konjuktiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak dapat melihat, visus kanan 0/ kiri 0, mata terbuka terus dan sulit berkedip, sulit atau tidak dapat menggerakkan bola mata keatas-bawah, kiri-kanan, air mata keluar terus menerus. Simetris, fungsi pendengaran baik denganb rangsangansuara yang agak keras, serumen tidak ada. Penciuman berkurang, tidak dapat menghidu bau kopi, bentuk normal, tidak ada serumen, sekret dan infeksi. Mukosa lembab, tidak ada cyanosis, gigi agak kotor. Bentuk simetris, tidak ada perbesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid. |
c. Jantung
Tanggal / Jam | 27-10-2008 / 08.00 | 28-10-2008 / | 29-10-2008 / |
Inspeksi | Ictus cordis tidak tampak | Ictus cordis tidak tampak | Ictus cordis tidak tampak |
Palpasi | Ic teraba di SIC V LMCS | Ic teraba di SIC V LMCS | Ic teraba di SIC V LMCS |
Perkusi | konfigurasi jantung DBN | konfigusrasi jantung DBN | konfigusrasi jantung DBN |
Auskultasi | BJ I,II murni, bising (-) | BJ I,II murni, bising (-) | BJ I,II murni, bising (-) |
d. Paru-paru
Tanggal / Jam | 27-10-2008 / 08.00 | 28-10-2008 / | 29-10-2008 / |
Inspeksi | Pergerakan simetris ka/ki, bentuk normochest | Pergerakan simetris ka/ki, bentuk normochest | Pergerakan simetris ka/ki, bentuk normochest |
Palpasi | Sterm Fremitus Ka = Ki | Sterm Fremitus Ka = Ki | Sterm Fremitus Ka = Ki |
Perkusi | Sonor pada semua lapang paru | Sonor pada semua lapang paru | Sonor pada semua lapang paru |
Auskultasi | Vesikuler ka/ki, tidak ada wheezing, ronchi dll | Vesikuler ka/ki, tidak ada wheezing, ronchi dll | Vesikuler ka/ki, tidak ada wheezing, ronchi dll |
e. Abdomen
Abdomen | 27-10-2008 / 08.00 | 28-10-2008 | 29-10-2008 |
Inspeksi | Datar, tidak ada lesi | Datar | Datar |
Auscultasi | Bising usus 15 x/mt | Bising usus 18 x/mt | Bising usus 18 x/mt |
Palpasi | Tidak ada perbesaran hati,limpa dan tidak da nyeri tekan pada semua kuadran | Tidak ada perbesaran hati,limpa dan tidak da nyeri tekan pada semua kuadran | Tidak ada perbesaran hati,limpa dan tidak da nyeri tekan pada semua kuadran |
Percusi | Suara timpani | Suara timpani | Suara timpani |
f. Ekstremitas
Ektremitas atas
Tanggal / Jam | Kanan | Kiri | ||||||
Kesemutan | Edema | Baal | Nyeri | Kesemutan | Edema | Baal | Nyeri | |
27/10/08 08.00 | - | - | - | - | - | - | - | - |
28/10/08 08.00 | - | - | - | - | - | - | - | - |
29/10/08 08.00 | - | - | √ | - | √ | - | √ | - |
Keterangan :
√ : ada
- : tidak ada
Ekstremitas bawah
Tanggal / Jam | Kanan | Kiri | ||||||
Kesemutan | Edema | Baal | Nyeri | Kesemutan | Edema | Baal | Nyeri | |
27/10/08 08.00 | - | - | - | - | - | - | - | - |
28/10/08 | - | - | - | - | - | - | - | - |
29/10/08 | - | - | - | - | - | - | √ | - |
Keterangan :
√ : ada
- : tidak ada
g. Sistem Persyarafan
Tanggal / Jam | Kesadaran | Membuka mata | Respon motorik | Respon verbal | Total GCS | Nyeri kepala | Pandangan kabur |
27/10/08 08.00 | Compos-mentis | Spontan (4) | Dengan perintah (6) | Berorientasi (5) | 15 | √ | √ |
28/10/08 | Compos-mentis | Spontan (4) | Dengan perintah (6) | Berorientasi (5) | 15 | √ | √ |
29/10/08 | Compos-mentis | Spontan (4) | Dengan perintah (6) | Berorientasi (5) | 15 | √ | √ |
Fungsi Serebral/ Status Mental
Fungsi | Respon |
Orientasi Mood/ Perilaku Wicara Penampilan Memori Emosional Komunikasi Kognitif Pemahaman Bahasa | Baik, dapat mengenal orang tua dan suami, dapat menyebutkan hari dan dapat mengenal tempat (rumah sakit). Tampak cemas, kadang terkesan putus asa, gelisah dan mengeluh sulit tidur. Komunikasi lancar, dapat menjawab pertanyaan, kadang-kadang blocking dan menolak bicara Cukup rapi Dapat mengingat kejadian 6 bulan yang lalu dan kejadian yang baru saja terjadi pagi tadi Cemas dan gelisah, mengatakan apakah fungsi mata untuk melihat dapat kembali normal Klien dapat berkomunikasi dengan baik, menjawab pertanyan dan mau berkomunikasi Baik, tidak ada kehilangan ingatan Baik, klien mengerti bahwa penyakit yang dialami cukup berat. Mengatakan tidak mengetahui penyebab dan akibat dari penyakit yang diderita. Baik, dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia |
Syaraf kranial
Nervus | Respon | Kanan | Kiri |
N I Olfaktorius N.II Optikus N.III Okulomotor N.IV Trochlear N.VI Abdusen N.V Trigeminal N.VII Fasialis N.VIII Vestibulotrochelaris N.IX Glossopharingeus N.X Fagus N.XI Accesorius N.XII Hipoglosus | Klien tidak dapat menghidu bau kopi dan teh Tidak dapat melihat, reflek cahaya baik, visus ka/ki = 0, keluar air mata terus menerus. Hasil optalmoskopi papil edema +. Lebar pupil ka/ki = 3 mm, reaksi cahaya baik, klien dapat menggerakkan bola mata tapi sulit dan lemah. Klien kesulitan menggerakkan bola mata ke bawah. Klien kesulitan menggerakkan bola mata ke lateral. Klien dapat mengunyah, dapat mengatupkan kedua rahang, sensasi wajah baik. Klien dapat mengernyitkan dahi, klien dapat tersenyum. Klien dapat mendengar detik jam dalam jarak 20 cm. Klien dapat menelan, klien dapat merasakan rasa pahit Klien dapat menelan makanan, rangsangan muntah baik, bicara normal. Klien dapat mengangkat bahu, klien dapat memalingkan wajah. Klien dapat menggerakkan lidah. | Disfungsi Disfungsi Parese Parese Parese Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal | Disfungsi Disfungsi Parese Parese Parese Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal |
Kesan: disfungsi nervus I dan II, parese nervus III, IV dan VI.
Motorik
| Ekstremitas Superior | Ekstremitas Inferior | ||
| Dektra | Sinistra | Dekstra | Sinistra |
Kekuatan otot | 5 | 5 | 5 | 5 |
Tonus otot | Baik | Baik | Baik | Baik |
Refleks dan Sensibilitas
Refleks | Ekstremitas Superior | |
Dekstra | Sinistra | |
Biseps Triceps Radius Ulna | + + + + | + + + + |
Sensibilitas | ||
Taktil Nyeri Suhu | + + + | |
Refleks | Ekstremitas Inferior | |
Dektra | Sinistra | |
Achiles Babinski Chadok Oppenheim Gordon | + negatif negatif negatif negatif | + negatif negatif negatif negatif |
Sensibilitas | | |
Taktil Nyeri Suhu | Normal Normal Normal | Normal Normal Normal |
h. Sistem Integumen
Tanggal / Jam | Warna kulit | Turgor | Mukosa bibir | Capilary refill | Kelainan kulit |
2710/08 08.00 | Tidak ada ikterik | Baik | Lembab | < 3 detik | - |
28/10/08 | Tidak ada ikterik | Baik | Lembab | < 3 detik | - |
29/10/08 | Tidak ada ikterik | Baik | Lembab | < 3 detik | - |
i. Sistem imunitas :
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu.
Jumlah leukosit dalam batas normal : 7.100 /mmK (27-10-2008)
4. Status nutrisi
a. Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit (2 bulan yang lalu)
BB : - TB : - LILA : -
Saat Dirawat :
BB : 48 Kg TB : 153 Cm LILA : 29Cm
Perhitungan :
BB normal = TB – 100 = 153 – 100 = 53 kg
BB ideal = (TB-100) + 10% (TB-100)
= 153– 100 + 10% X 53 = 53 – 5,3 = 47,7 Kg.
IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Nilai standar IMT
Nilai | Kategori |
<20 | Underweight |
20-25 | BB normal |
25-30 | Overweight |
>30 | Obesitas |
BB
IMT = _____
TB(mm) ²
= 48/ (1,53)2 = 48 / 2,34 = 20,51 kg/m2
Klien memiliki BB normal sesuai standar IMT
b. Penampilan fisik
Penampilan umum klien tampak lemah, sesak napas, conjuktiva anemis, tonus otot baik.
c. Diit
F Sebelum sakit klien biasa makan 3 kali sehari, nasi dengan lauk dan sayuran.
F Saat sakit, sebelum dirawat klien tidak mengalami kesulitan menelan, klien makan bubur nasi biasa 3 x sehari, minum air hangat 4 – 6 gelas sehari.
F Saat dirawat klien mendapat diit nasi biasa 1900 kkalori, dan dapat dihabiskan semua porsi yang disediakan.
5. Status higienis
Tanggal | Mandi | Menggosok gigi | Memotong kuku | Keramas |
27/10/08 | 2 x sehari (lap) | + | - | - |
28/10/08 | 2 x sehari (lap) | + | - | - |
29/10/08 | 2 x sehari (lap) | + | - | - |
Ket :
+ : dilakukan
- : tidak dilakukan
6. Status Eliminasi
Sebelum dirawat :
F Klien biasa BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
F Klien biasa BAK 6 – 8 kali sehari, jumlah ± 1200 cc/hari, warna kuning jernih.
Selama dirawat
- BAB
TGL | Frekuensi | Warna | Konsistensi |
27/10/08 | - | - | - |
28/10/08 | 1 x | Kuning kecoklatan | lunak |
29/10/08 | - | - | - |
Ket :
- : tidak ada
- BAK
Tanggal | Frekuensi | Jumlah | Warna | Nyeri |
27/10/08 | 3 x | ± 500 cc | Kuning jernih | - |
28/10/08 | 4 x | ± 550 cc | Kuning jernih | - |
2910/08 | 4 x | ± 550 cc | Kuning jernih | - |
Ket :
- : tidak ada
7. Status Mobilisasi
Tanggal | Duduk | Berdiri | Jalan |
27/10/08 | Bisa | Bisa | Bisa |
28/10/08 | Bisa | Bisa | Bisa |
29/10/08 | Bisa | Bisa | Bisa |
8. Status Ekonomi Kesehatan
Suami klien sebagai penanggung jawab rumah tangga bekerja sebagai nelayan, istri klien tidak bekerja.
Saat dirawat klien menggunakan asuransi kesehatan jamkesmas atau gakin
9. Tindakan kolaborasi kesehatan
Tanggal | Tindakan kolaboasi | Ahli |
21/10/08 | oftalmoskopi | Spesialis mata |
27/10/08 | CT scan | Residen Penyakit syaraf |
|
10. Hasil Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
a. Laboratorium
Pemeriksaan | Nilai Normal | Satuan | 19/10/08 | 21/10/08 | 23/10/08 | |||
Nilai | | Nilai | | Nilai | | |||
Hb | 13 - 16 | % | 10,4 | L | | | | |
Ht | 40 - 54 | % | 31 | L | | | | |
Eritrosit | 45 - 65 | jt/mmk | 39 | L | | | | |
Leucosit | 4 - 11 | ribu/mmk | 7100 | | | | | |
Trombosit | 150 - 400 | ribu/mmk | 247 | | | | | |
GDS | 80 – 110 | mg/DL | 128 | | | | | |
Ureum | 15 – 39 | mg/DL | 32 | | | | | |
Creatinin | 0.60 – 1.30 | mg/DL | 1,32 | | | | | |
Natrium | 136 – 145 | mmol/L | 133 | L | | | | |
Kalium | 3,5 – 5,10 | mmol/L | 4,1 | | | | | |
Chlorida | 98 – 107 | mmol/L | 103 | | | | | |
Calsium | 2,12 – 2,52 | mmol/L | - | | | | | |
|
b. Hasil CT scan : Tgl. 27/10/2008
Kesan :
Masssa pada regio temporoparietal kanan. Cenderung Astrocytoma disertai efek masa yang jelas. Hidrocephalus obstruktifus.
c. Hasil funduskopy : tgl 21/10/2008
Kesan :
- papil edema.
11. Terapi Medis
Nama obat | Cara pemberian | dosis | indikasi | Kontra indikasi | Efek samping |
Tramadol | Oral | 2 x 50mg | Efektif mengobati nyeri akut dan kronik yang kuat | Hipersensitivitas terhadap tramadol | pusing, sedasi, lelah, sakit kepala, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah. Dispepsia dan obstipasi. |
Dexame-thazone | Injeksi IV | 3 x 2 ampul | Mngatasi gejala inflamasi akut, alergi, kolagen, keadaan darurat seperti status asmatikus, reaksi anafilaksis, insufisiensi aderenal, edema serebral. | Tukak lambung, ggn fungsi ginjal, glukoma, hipersensitivitas | Perdarahan ulkus peptikum, hipokalemia, osteoporosis, ggn hati, moon face, sakit kepala serta acne |
diazepam | oral | 2 x 1 tablat | obat penenang, memperpendek mengatasi gejala yang timbul separti gelisah yang berlebihan. | Hipersensitiv | pusing, mengantuk |
12. Monitor Harian Pemberian Obat
TGL | Nama Obat | Dosis | Cara Pemberian | Waktu pemberian ( Jam) | |||
27/10/08 | Infus RL Dexametahson Ranitidine Diazepam Tramadol | 3x1 ampul 2x1 ampul 2x2 mg 2x50 mg | IV IV IV Oral oral | 10 10 10 08 08 | 18 18 | 02 02 22 20 20 | - |
28/10/08 | Infus RL Dexametahson Ranitidine Diazepam Tramadol | 3x1 ampul 2x1 ampul 2x2 mg 2x50 mg | IV IV IV Oral oral | 10 10 10 08 08 | 18 18 | 02 02 22 20 20 | - |
29/10/08 | Infus RL Dexametahson Ranitidine Diazepam Tramadol | 3x1 ampul 2x1 ampul 2x2 mg 2x50 mg | IV IV IV Oral oral | 10 10 10 08 08 | 18 18 | 02 02 22 20 20 | - |
B. ANALISA DATA
No | Data Fokus | Problem | Etilogi |
1. | DS : * Klien mengatakan nyeri kepala sepanjang hari * Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berenyut-denyut * Nyeri biasanya dimulai dari bagian depan kepala dan menyebar hingga ke seluruh kepala. * Klien merasakan skala nyeri 6. * Nyeri yang dirasakan bertambah berat bila beraktifitas atau berjalan dan tidak berkurang dengan istirahat maupun obat. * Nyeri telah terjadi 20 hari dan kadang nyeri berlangsung hingga sepanjang hari. DO : * Klien tampak meringis * Hasil CT scan kepala : massa pada regio temporoparietal kanan, hidrocephalus obstruktifus. * Tanda-tanda vital : TD 150/90, N 60x/menit RR 20x/menit | Nyeri | Peningkatan TIK |
2. | DS : * Klien mengeluh tidak dapat melihat sama sekali * Klien mengeluh tidak dapat melihat perawat pemeriksa, suami dan keluarga. DO : * Visus kanan dan kiri = 0 * Disfungsi nervus II, parese nervus III, IV, VI. * Air mata keluar terus menerus * Hasil funduskopi : papil edema * Aktifitas klien tergantung keluarga. | Resti injuri | Kehilangan penglihatan |
C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK
2. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA : Ny. S NO CM :
UMUR : 21 Tahun P.N : RAJU
DIAGNOSA MEDIS : TUMOR OTAK
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN DAN KRITERIA | INTERVENSI | TTD |
1. | Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 Jam, nyeri klien berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria hasil : - Skala nyeri 1-4 - Tampak rileks dan istirahat - Melaporkan secara verbal nyeri berkurang - Tanda-tanda dalam batas normal: TD 120/80, N 80-100x/mnt, RR 12-20x/menit. | 1. Pemantauan tingkat nyeri dan TTV tiap 4 jam : - Observasi perubahan keadaan umum klien seperti berkeringat dingin, meringis dan pingsan - Catat pernyataan verbal klien akan nyeri - Lakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi suhu dan pernafasan. - Monitor perubahan pernafasan, frekwensi, irama dan kedalaman pernafasan - Monitor akan tanda-tanda peningkatan TIK : muntah proyektil, nyeri kepala dan papil edema. 2. Lakukan manajemen nyeri : - Berikan posisi kepala 30 derajat. - Lakukan tindakan sentuhan terupeutiki : massage ringan pada kepala yang sakit. - Dorong penggunaan tehnik relaksasi : nafas dalam 10 kali dalam satu priode latihan. Berikan 3 kali periode sehari. - Berikan aktifitas hiburan: mendengarkan musik. 3. Tindakan kolaboratif : - Berikan obat penghilang nyeri (analgetik) untuk mengurangi nyeri : tramado 2x50mg/oral jam 07.00 dan 19.00 | raju |
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN DAN KRITERIA | INTERVENSI | TTD |
2. | Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 Jam, tidak terjadi cedera. kriteria hasil : - Klien dapat mengenali kerusakan sensori. - Klien dapat menerapkn perilaku untuk mengkompensasi kekurangan. | 1. Tindakan pengamanan dan pencegahan jatuh : - Pastikan pengaman tempat tidur terpasang dengan tepat - Pastikan lantai ruangan rawat inap dan kamar mandi tidak licin. - Berikan pegangan pada sisi dinding ruangan dan kamar mandi. - Anjurkan keluarga untuk mengantar atau mengiringi klien saat akan menuju kamar mandi. - Beritahukan dan informasikan pada klien setiap akan melakukan tindakan atau prosedur. 2. Pengelolaan aktivitas perawatan diri : - Bantu dalam pemenuhan kebutuhan harian klien - Awasi klien saat melakukan aktivitas - Libatkan keluarga dalam perawatan diri klien - Dekatkan barang-barang kebutuhan klien sehari-hari diatas meja samping tempat tidur klien. | Raju. |
E. CATATAN KEPERAWATAN
NAMA : Ny. S
UMUR : 21 tahun P.N : RAJU KAPADIA
DX. MEDIS : TUMOR OTAK
TGL/JAM | NO DX | IMPLEMENTASI | RESPON KLIEN | TTD |
27/10/08 08.00 | I | Melakukan pemantauan perubahan keadaan umum klien. | S : Klien mengeluh nyeri pada kepala O : tampak meringis, skala nyeri 5. | |
09.00 | | Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan tanda-tanda peningktaan TIK | S : Klien mengeluh berdebar-debar , nyeri kepala namun tidak ada muntah O : - TD : 150/90 N : 80x/mnt - S : 36,8 , - Kesadaran CM, tidak ada muntah proyektil | |
13.00 | | Melakukan tindakan manajemen nyeri, meliputi :
| S : Klien mengatakan nyeri kepala tidak berkurang setelah latihan nafas dalam - O : klien tampak meringis, skala nyeri 5. TD : 150/90 N : 80x/mnt | |
27/10/08 10.00 | II | 1. Menjelaskan prosedur atau tindakan yang akan dilakukan pada klien : menyuntik. | S: klien mengatakan siap untuk diberikan suntikan intravena. O: - | |
10.30 | | 2. Memasang pengaman tempat tidur klien. | S: klien mengatakan selalu berpegang pada pagar pengaman tempat tidur. | |
11.00 | | 3. Mendekatkan barang-barang kebutuhn klien disamping meja tempat tidur. | S : Klien berterima kash dan merasa terbantu dengan didekatkan barang dimeja. | |
12.00 | | 4. Melakukan pengelolaan ruangan untuk mencegah terjadinya jatuh pada klien: - Memastikan lantai ruangan dan kamar mandi tidak licin. - Memotivasi keluarga untuk mengiringi klien saat akan beraktivitas toileting. | S : Keluarga mengatakan memahami pentingnya menjaga klien agar tidak terjatuh O : lantai ruangan dan kamar mandi tidak licin. | |
TGL/JAM | NO DX | IMPLEMENTASI | RESPON KLIEN | TTD |
28/10/08 08.00 | I | 1. Mencatat pernyataan verbal klien akan nyeri yang dirasakan. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan tanda-tanda peningktaan TIK | S : Klien mengeluh nyeri kepala O : Skala nyeri 5, tampak meringis. TD : 140/90 N : 70x/mnt S : 36,8 , Kesadaran CM, tidak ada muntah proyektil | |
08.10 | | 2. Melaksanakan hasil kolaborasi memberikan obat anti nyeri : Tramadol tablet peroral dengan dosis 50 mg. | S : klien mengatakan nyeri kepala sedikit berkurang setelah diberikan obat tramadol tablet | |
13.00 | | 3. Melakukan tindakan manajemen nyeri, meliputi :
| S : Klien nyeri tidak berkurang setelah dilakukan latihan nafas dalam. O : skala nyeri 4, masih tampak meringis. | |
28/10/08 10.00 | II | 1. Menjelaskan prosedur atau tindakan yang akan dilakukan pada klien : menyuntik | S: klien mengatakan siap untuk diberikan suntikan intravena. | |
11.00 | | 2. Memasang pengaman tempat tidur klien. | O: klien berterimakasih dan mengatakan tidak pernah terjatuh dari tempat tidur selama ini. | |
12.00 | | 3. Melakukan pengawasan pengelolaan aktivitas sehari-hari klien : - Membantu dalam pemenuhan kebutuhan harian klien - Mengawasi klien saat melakukan aktivitas - Melibatkan keluarga dalam perawatan diri klien - Mendekatkan barang-barang kebutuhan klien sehari-hari diatas meja samping tempat tidur klien. | S : -klien mengatakan selama ini kebutuhan dirinya masih dapat terpenuhi walaupaun matanya tidak bisa melihat. O : Keluarga aktif terlibat dalam perawatan klien, klien dapat berjalan sampai kamar mandi dengan diiringi oleh keluarganya. | |
12.30 | | 3. Memastikan lantai ruangan dan kamar mandi dalam keadaan aman dan tidak licin. | O : lantai ruangan dan kamar mandi tidak licin | |
29/10/08 08.00 | I | 1. Mencatat pernyataan verbal klien akan nyeri yang dirasakan. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan tanda-tanda peningktaan TIK | S : Klien mengeluh nyeri kepala O : Skala nyeri 4, tampak meringis. TD : 140/80 N : 74x/mnt S : 36,8 , Kesadaran CM, tidak ada muntah proyektil | |
09.00 | | 2. Melaksanakan hasil kolaborasi memberikan obat anti nyeri : Tramaol tablet peroral dengan dosis 50 mg. | S : klien mengatakan nyeri kepala sedikit berkurang setelah diberikan obat tramadol tablet O : Skala nyeri 3 | |
TGL/JAM | NO DX | IMPLEMENTASI | RESPON KLIEN | TTD |
29/10/08 13.00 | | 3. Melakukan tindakan manajemen nyeri, meliputi :
| S : Klien nyeri tidak berkurang setelah dilakukan latihan nafas dalam. O : skala nyeri 3, masih tampak meringis. | |
13.30 | | 4. Memonitor tanda-tanda vital klien | S : O : TD ; 140/90. N ; 68x/mnt. S ; 36,7. | |
22/10/08 10.00 | II | 1. Menjelaskan prosedur atau tindakan yang akan dilakukan pada klien : merapikan tempat tidur, menyuntik | S: klien berteima kasih dan mengerti. O: | |
10.05 | | 2. Memasang pengaman tempat tidur klien. | S : Klien melaporkan tidak pernah terjatuh dari tempat tidur O: | |
11.00 | | 3. Melakukan pengawasan pengelolaan aktivitas sehari-hari klien : - Membantu dalam pemenuhan kebutuhan harian klien - Mengawasi klien saat melakukan aktivitas - Melibatkan keluarga dalam perawatan diri klien - Mendekatkan barang-barang kebutuhan klien sehari-hari diatas meja samping tempat tidur klien. | S : \klien mengatakan selama ini dapat memnuhi kebutuhan diri dibantu oleh suami dan orang tuanya.. O : Keluarga aktif terlibat dalam perawatan klien, klien dapat berjalan sampai kamar mandi dengan diiringi oleh keluarganya. | |
12.30 | | 4. Memastikan lantai ruangan dan kamar mandi aman dan tidak licin | O : lantai kamar mandi dan ruangan tidak licin. | |
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny.S
UMUR : 21 tahun P.N : Raju K
DX. MEDIS : TUMOR OTAK
NO | TGL/JAM | DIAGNOSA KEPERAWATAN | EVALUASI | TTD |
1 | 27/10/08 14.00 | Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK | S : - Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kepala. O: - Tampak meringis, skala nyeri 5. - TD : 150/90 N : 80x/mnt S : 36,8 , - Kesadaran CM, - tidak ada muntah proyektil A : Masalah nyeri kepala belum teratasi P : Lanjutkan seluruh intervensi, optimalkan latihan nafas dalam menjadi 5 kali latihan. | |
2 | 27/10/08 14.00 | Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan | S : - Klien mengtakan masih tidak bisa melihat lingkungan. - Klien mengatakan tidak pernah terjadi jatuh atau cedera selama dirumah sakit. O: - Visus ka/ki : 0 - Klien melakukan aktifitas dibantu keluarga. - Tidak ditemukan jatuh dan cedera. A : Resti injuri tidak terjadi P : Lanjutkan seluruh intervensi, optimalkan tindakan pengamanan dan pencegahan cedera. . | |
3 | 28/10/08 14.00 | Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK | S : - Klien mengatakan nyeri pada kepala berkurang hanya sesaat setelah makan obat tramadol. - Klien mngatakan nyeri kepala tidak berkurang dengan tindakan latihan nafas dalam. O: - Tampak meringis, skala nyeri 5. - TD : 140/80 N : 74x/mnt S : 36,8 , - Kesadaran CM, - Tidak ada muntah proyektil A : Masalah nyeri kepala belum teratasi P : Lanjutkan seluruh intervensi, optimalkan latihan nafas dalam menjadi 7 kali latihan dan tindakan massage ringan pada kepala.. | |
4 | 28/10/08 14.00 | Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan | S : - Klien mengatakan masih tidak bisa melihat lingkungan. - Klien mengatakan tidak pernah terjadi jatuh atau cedera selama dirumah sakit. - Klien merasa terbantu dengan keterlibatan keluarga. O: - Visus ka/ki : 0 - Klien melakukan aktifitas dibantu keluarga. - Tidak ditemukan jatuh dan cedera. A : Resti injuri tidak terjadi P : Lanjutkan seluruh intervensi, optimalkan peran keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien : membantu toileting, menyuapi makan, dan ADL yang lain. | |
5 | 28/10/08 14.00 | Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK | S : - Klien mengatakan nyeri pada kepala berkurang hanya sesaat setelah makan obat tramadol. - Klien mngatakan nyeri kepala tidak berkurang dengan tindakan latihan nafas dalam dan usapan punggung. O: - Tampak meringis, skala nyeri 4. - TD : 140/80 N : 70x/mnt S : 37 , - Kesadaran CM, - Tidak ada muntah proyektil A : Masalah nyeri kepala belum teratasi P : Lanjutkan seluruh intervensi, optimalkan latihan nafas dalam menjadi 10kali latihan dan tindakan massage kepala. Berikan tindakan aktivitas hiburan :(terapi musik) bila memungkinkan. | |
6 | 28/10/08 14.00 | Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan | S : - Klien mengtakan masih tidak bisa melihat lingkungan. - Klien mengatakan tidak pernah terjadi jatuh atau cedera selama dirumah sakit. O: - Visus ka/ki : 0 - Klien melakukan aktifitas dibantu keluarga. - Tidak ditemukan jatuh dan cedera. A : Resti injuri tidak terjadi P : Lanjutkan seluruh intervensi, pasang pengaman tempat tidur, iringi klien toileting | |
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penyusun akan membahas permasalahan yang ditemukan selama melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan diagnosa medis tumor otak di ruang IRNA B1 saraf Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang yang dilakukan selama 3 hari (pada tanggal 27 s/d 29 Oktober 2008). Pada pembahasan ini akan diuraikan sejauh mana pelaksanaan pemberian Asuhan Keperawatan secara nyata meliputi proses keperawatan seperti pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang dikaitkan dengan konsep teori yang ada.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dalam tahap ini penyusun berusaha mengkaji secara menyeluruh meliputi bio-psiko-sosio-spritual. Dalam proses pengkajian penyusun mengumpulkan data melalui wawancara langsung kepada keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Penyusun juga melakukan observasi dan pemeriksaan fisik, mempelajari catatan keperawatan dan catatan medis, serta hasil-hasil laboratorium dan status rawat inap klien. Penyusun melakukan pengkajian lebih focus pada system persyarafan sesuai dengan kasus tumor otak yang diderita klien, tanpa mengabaikan system tubuh yang lain dan data sekunder seperti data dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainya.
Hasil dari pengkajian yang dilakukan berupa data focus yang diperoleh dari klien Ny.S dengan tumor otak sangat khas dan menunjukan adanya penekanan pada syaraf kranial dan menunjukkan tanda topis berdasarkan daerah otak yang tertekan tumor. Tanda-tanda yang didapatkan pada klien Ny. S yang khas adalah kehilangan penglihatan yang imanifestasikan oleh disfungsi syaraf kranial II (optikus) serta kelemahan pada syaraf karanial III (okulomotorius), IV (trochlearis) dan VI (abdusen). Selain itu tanda dan gejala lain yang didapati pada klien adalah berkurangnya pendengaran dan nyeri kepala. Tanda atau gejala nyeri kepala bukan merupakan tanda topis yang kahs meliankan tanda dan gejala umum yang selalu terjadi pada tumor otak.
Berdasarkan rekomendasi tinjauan teoritis menunjukkan bahwa tanda dan gejala khas pada klien Ny.S merupakan manifestasi penekanan tumor pada lobus parietalis dengan gejala yaitu Astrogonosis ( gangguan pendengaran dn penglihatan). Hal ini juga didukung dengan hasil pemeriksaan diagnostik CT Scan yang dilakukan yaitu terdapat Masssa pada regio temporoparietal kanan. Cenderung Astrocytoma disertai efek masa yang jelas.
Hasil funduskopi yang dilakukan menunjukkan hasil adanya papil edema. Keadaan ini merupakan manifestasi klienik dari peneknan tumor pada otak. Namun papil edema juga dapat menyebabkan oabstruksi drainage vena retina yang menyebabkan kompresi syaraf optikus sehingga menyebabkan gangguan penglihatan. Tidak didapatkan tanda dan gejala yang lain seperti muntah dan kejang dari pengkajian yang dilakukan pada klien Ny. S.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus yang terjadi pada Ny. S dengan TUMOR OTAK penyusun menemukan dua diagnosa keperawatan, yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
2. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan
Diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK menjadi prioritas masalah yang utama pada klien krena merupakan masalah nyata yang sangat dikeluhkan olah klien dan salah satu alasan yang membuat klien masuk kerumah sakit. Penyebab nyeri adalah peningkatan TIK dimana tumor yang terdapat dalam intrakranial menyebabkan perubahan sirkulasi LCS dan edema otak hingga menekan jaringan otak. Nyeri yang dirasakan klien sepanjang hari dan menggangu aktifiats klien sehari-hari. Nyeri yang dirasakan memberikan akibat lain seperti perasaan berdebar-debar dan gangguan istirahat serta tidur klien. Teori merekomendasikan bahwa nyeri kepala yang dialami oleh klien Ny S merupakan intractable pain yaitu nyeri yang susah untuk dihilangkan karena penyebabnya jelas yaitu tumor pada intrakranial. Hasil pengkajian nyeri yang dilakukan didapatkan bahwa skala nyeri yang dialami oleh Ny. S termasuk nyeri sedang (5-6).
Diagnosa yang menjadi perioritas ke-2 yaitu resiko tinggi injuri berhubungan dengan kehilangan penglihatan. Merupakan masalah nyata dan utama pada klien Ny S dimana kehilangan penglihatan yang terjadi memungkinkan terjadinya kejadian jatuh dan cedera. Proses hilangnya penglihatan telah dijabarkan diatas baik pada tinjauan teoritis maupun pembahasan. Masalah utama adalah bagaimana klien dapat beradaptasi dengan proses kehilangan penglihatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari agar tidak terjadi cedera. Tujuan lain yang ingin dicapai perawat pada diagnosa ini adalah mengoptimalkan keselamatan pasien (patient safety) yaitu mencegah terjadinya Kejadian yang Tak Diinginkan (KTD) seperti pasien terjatuh dan lain-lain.
C. Perencanaan
Pada tahap perencanaan penyusun menetukan tujuan dan rencana tindakan. Tujuan yang dirumuskan untuk Ny S memiliki kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realitas dan sesuai dengan waktu. Waktu dari tujuan yang diberikan pada setiap diagnosa adalah 7 jam, sesuai dengan jumlah jam dalam shift pagi. Hal ini untuk memudahkan proses evaluasi pada masing-masing tindakan di diagnosa, tanpa mengabaikan pendelagasian tugas atau tindakan pada perawat jaga pada shift berikutnya.
Berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan bahwa tindakan perencanaan utama adalah masalah nyeri kepala. Nyeri kepala adalah masalah nyata yang dirasakan Ny.S an merupakan keluhan utama yang sangat mengganggu.
D. Pelaksanaan
Sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, pelaksanaan dilakukan pada masing-masing diagnosa berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan. Untuk diagnosa nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK, rencana tindakan yang ditetapkan sebagian besar dapat dilaksanakan. Tindakan keperawatan yang bersifat monitoring dilakukan untuk melihat progres nyeri yang dirasakan klien dan perubahan keadaan umum dan tanda-tanda vital akibat peningkatan TIK. Tindakan selanjutnya untuk nyeri adalah tindakan manajemen nyeri nonfarmakologis. Beberapa tindakan yang dilaksanakan pada Ny S adalah tindakan relaksassi nafas dalam yang dilakukan secara bertahap mulai dari 3 kali pada hari pertama, 5 kali pada hari kedua dan 7 kali pada hari ketiga. Klien dapat melakukan latihan ini dengan baik dan keterlibatan keluarga juga cukup maksimal saat latihan nafas dalam.
Manajemen nyeri nonfarmakologis berikutnya adalah tehnik distraksi usapan punggung. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan ketelibatan penuh suami korban, perawat hanya memberikan contoh dan membantu keluarga tentang cara pelaksanaan. Hal ini untuk menjaga privasi Ny S.
Tindakan lain yang dilakukan untuk mengurangi nyeri klien adalah tindakan kolaboratif pemberian obat anti nyeri yaitu Tramadol tablet 2x50 mg. klien menuturkan bahwa pemberian obat tramadol dapat mengurangi nyeri hanya sesaat setelah minum obat hingga maksimal hingga 4 jam sesuai dengan efektifitas daya kerja obat. Untuk mengantisipasi hal ini, tindakan manajemen nyeri nonfarmakologis dilakukan setelah 4 jam saat efektifitas daya kerja obat menurun.
Terdapat satu tindakan yang ditetapkan untuk mengurangi nyeri klien namun tidak dilaksanakan,yaitu terapi aktifitas hiburan dengan mendengarkan musik. Hal ini dikarenakan masalah tehnis tidak tersedianya media bantu berupa radio atau MP3 player baik dari pihak perawat maupun klien. Namun klien dan keluarga telah dijelaskan bahwa terapi musik dapat dijadikan terapi untuk mengalihkan nyeri yang dirasakan dan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada keluarga.
Untuk pelaksanaan tindakan pada diagnosa resiko tinggi injuri, semua tindakan yang direncanakan dapat dilaksanakan secara maksimal pada klien. Fokus dari tindakan untuk diagnosa ini adalah mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kehilangan pandangan pada klien. Tindakan yang dilakukan adalah menjaga keamanan fisik baik pada diri klien maupun ruangan rumah sakit hingga pengamanan tempat tidur klien. Perawat juga memaksimalkan keterlibatan keluarga terutma dalam pemenuhan kebutuhan klien ke toilet dan hal lainnya.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah merupakan tahap penilaian terhadap keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. Tahap ini merupakan perbandingan antara kriteria hasil yang diharapkan dengan kondisi yang ditampilkan oleh klien. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi proses formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan setiap kali selesai melakukan tindakan keperawatan yang didokumentasikan dalam bentuk respon klien terhadap implementasi keperawatan yang dilkukan. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada setiap akhir shift untuk setiap harinya.
Evaluasi dilakukan pada setiap akhir dari shift dinas sesuai dengan waktu yang ditetapkan saat membuat rencana perawatan. Hal ini untuk memudahkan pemantauan secara individu oleh primary nursing terhadap segala tindakan yang dilakukan. Namun pendelegasian tugas tetap dilakukan dengan melibatkan perawat jaga pada shift berikutnya.
Hasil evaluasi dari masing masing diagnosa adalah, untuk diagnosa nyeri kepala hingga hari ketiga masalah nyeri masih didapatkan atau belum teratasi. Beberapa kendala yang didapatkan dilapangan untuk mengatasi nyeri tersebut salah satunya adalah nyeri yang dialami klien merupakan nyeri yang sulit dihilangkan karena kausanya belum diatasi yaitu tumor otak. Berbagai tindakan yang dilakukan seperti tindakan nonfarmakologis nafas dalam serta usapan punggung, hanya berdampak sesaat dan tidak mengatasi nyeri yang sepanjang hari. Namun secara umum dapat dilaporkan bahwa nyeri berkurang dari skala 5 menjadi skala 4 setelah hari ketiga.
Untuk diagnosa resiko injuri hingga hari ketiga tidak didapatkan laporan bahwa klien jatuh atau cedera, dengan demikian dapat dianalis bahwa resiko tinggi injuri tidak terjadi. Namun semau rencana tindakan yang ditetapkan tetap dilaksanakan karen penyebab dari resti injuri masih berlangsung, yaitu klien masih dalam keadaan kehilangan penglihatan.
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Terdapat bermacam – macam klasifikasi, baik atas dasar jaringan asal tumor maupun atas dasar lokasi tumor. Penyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Radiasi merupakan satu faktor untuk timbulnya tumor otak, trauma, infeksi dan toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak.
Telah diberikan asuhan keperawatan secara komprahensif pada klien Ny S dengan masalah tumor otak di ruang B1 syaraf RSUP Dr Karyadi Semarang. Asuhan keperawatan diberikan secara kontinyue selama 3 hari berturut-turut. Didapatkan dua masalah keperawatan utama pada Ny S dengan tumor otak yaitu nyeri kepala dan resiko tinggi injury.
Rencana keperawatan ditetapkan dengan waktu yang dapat diukur serta kriteria hasil yang sesuai dengan kondisi lapangan dan klien. Pelaksanaan setiap tindakan telah maksimal dan didukung penuh olah keluarga serta petugas kesehatan dan perawat yang lain. Perencanaan yang dilakukan lebih mengutamakan tindakan mandiri keperawatan seperti tindakan manajemen nyeri nonfarmakologis serta tindakan pencegahan jatuh pada klien yang dalam keadaan kehilangan pandangan.
Implementasi keperawatan diberikan secara komprehensif dengan melibatkan peran optimal keluarga klien. Tindakan untuk mengatasi nyeri diberikan latihan nafas dalam dan massage ringan pada kepala. Dan tindakan ini dapat dilakukan secara baik oleh klien.
Hasil dari evaluasi yang dilakukan adalah kedua masalah belum dapat teratasi. Nyeri yang dirasakan klien masih terjadi hingga rencana tindakan yang ditetapkan tetap diberikan pada klien. Sedangkan untuk diagnosa resiko tinggi injuri, tidak didapatkan laporan akan terjadinya injuri karena kehilangan penglihatan pada Ny S.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat klien dengan kasus apapun. Maksimalkan tindakan mandiri perawat dalam mengatasi semua masalah keperawatan klien. Pada kasus klien dengan tumor otak, diharapkan perawat dapat melakukan pengkajian yang spesifik terutama yang berkaitan dengan sistem syaraf kranial dan reflek-reflek baik yang fisiologis maupun patologis. Karena dengan dasar pengkajian yang baik, maka perawat akan dapat menetapkan diagnosa yang tepat serta tindakan yang tepat pula.
2. Bagi Ilmu Perawat
Perlu dilakukan penelitian dan pendalaman ilmu keperawatan tentang suhan keperawatan klien dengan sistem syaraf terutama tumor otak. Diharapkan akan berkembangnya dan bertambahnya referensi tentang asuhan keperawatan klien dengan tumor otak bagi ilmu keperawatan.
3. Bagi Klien Dan Keluarga
Bagi klien diharapkan dapat menerima perubahan status kesehatan dengan mental yang kuat dan tepat.diharapkan klien dapat berkompensasi positif terhadap setiap perubahan fungsi fisik dan psikologis baik dalam menghadapi proses penyakit maupun dampak dari pengobatan Keluarga diharapkan dapat mendukung klien dalam keadaan apapun terutama dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sudono, dkk; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV; Jakarta, FKUI, 2006.
2. Doengoes, M.E.; Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien; Jakarta; EGC; 2002.
3. Hudak, Carolyn M, Gallo, Barbara M., Critical Care Nursing: A Holistik Approach (Keperawatan kritis: pendekatan holistik). Alih bahasa: Allenidekania, Betty Susanto, Teresa, Yasmin Asih. Edisi VI, Vol: 2. Jakarta: EGC; 2000.
4. Price, S.A. & Wilson, L.; Patofisiologi : Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit, Edisi 8; Jakarta: EGC; 2001.
5. Smeltzer, Susan C; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddarth, Edisi 8 Volume 2; Jakarta; EGC; 2001.
6. ------ ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia; Jakarta; Penerbit ISFI; 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar